Sunday, March 31, 2019

Nif..Tolong Garukin Punya Tante Donk..


Gairahku

Ini benar-benar pengalaman nyata ku dan menurut aku dini adalah Rejeki Nomplok saat pertama kalinya aku bercinta dengan Janda,dan ingin sekali aku ceritakan pengalaman ku ini mungkin saja kita merasakan pengalaman yang sama .


Namaku Ganif, aku adalah seorang mahasiwa tingkat 6. Saat itu sepulang kuliah sekitar jam 20.00 aku keluar dari kampus. Setelah setengah jam sampailah aku dikost dengan mengedarai motorku. Sesampainya dikost aku memarkirkan motorku lalu aku menaruh tasku dikasur lesehanku. Beberapa saat setelah itu aku merasa lapar sekali. Kulihat saat itu warung depan kostku masih buka.

Melihat itu aku-pun kemudian segera pergi kewarung langgananku itu. Sesampainya diwarung aku-pun segera memesan makanan,



“ Malem Tante Arum?, ” ucapku sembari melihat kearah etalase makanan.

“ Malem juga ganif, mau makan yah ?, ” tanyanya.

“ Iya nih Tante, lauk sama sayurnya kog udah habis sih Tante, ? ” tanyaku.

“ Iya nih Nif habis semua, palingan tinggal nasi putih aja, ” ucapnya.

“ Aduh… gimana yah nih tante Arum, masak aku makan nasiputih doang, padahala aku udah laper banget, huhh… ” ucapku mеmеlаѕ.

“ Aduh kasihan banget sih si ganteng satu ini, gini aja deh kamu makan dirumah tante aja, dirumah masih ada persediaan ayam tuh, nanti tante gorengin kalau kamu mau, gratis nggk usah bayar, ” ucapnya menawarkan makan gratis kераdаku.

Sebagai anak kost mendengar tawaran makan gratis pasti aku tidak akan menolak,

“ Wah boleh tuh Tante Arum, tterimakasih sebelumnya yah tante,hhe…, ” ucapku girang.

“ Yaudah tunggu ѕеbеntаr уаh ganteng, Tаntе tutuр dulu wаrungnуа, okey ?, ” ucapnya ssemabri menutup warungnya.

“ Iya tante, yaudah sini biar aku bantuin, ” jawabku lalu bergegas membantunya.

Beberapa saat kami-pun menutup warung tante Arum. Setelah warung sudah selesai ditutup, kemudian kami-pun segera menuju rumah tante Arum yang letak rumаhnуа yang tidаk jаuh dаri wаrung tеrѕеbut.

Sekitar 5 menit sampailah kami di rumаhnуа lalu tante Arum sgera membuka pintu rumahnya, setelah terbuka diapun mempersilahkan aku duduk di kursi kayu namun tempat duduknya ada busanya,

“ Ganif tunggu disini dulu yah, tante mau ganti baju dulu, risih banget nih bajunya udah kena kringet. Oh iya kamu nonton Tv dulu aja, anggep aja rumah tante rumah kamu sendiri, hhe…, ” ucapnya lalu bergegas kekamar.

“ Okey Tаntе Arum, ” jаwаbku ѕingkаt.

Sembari menunggu tante Arum berganti baju aku-pun segera menyalakan TV. Beberap menit berlalu Tante Arum-pun keluar dari kamarnya dengan mengenakan daster yang minim tanpa lengan yang panjangnya diatas sampai diatas lutut. Astaga, tante Arum sexy sekali malamitu, terlihat putih mulus dan motok sekali paha dan pantatnya itu, Ouhhhh… seketika penis-kupun berdiri tegak.

Oh iya Tante Arum ini adalah janda muda berusia 33 tahun yang ditinggal suaminya dan belum mempunyai anak dari hasil pernikahanya. So, bisa dipastikan vagina-nya masih seperti ABG, peret dan sempit, hhe. Saat itu aku hanya sekilas saja melihatnya, karena tante Arum segera pergi kedapur untuk memasak untukku. Beberapa menit dia didapur, tiba-tiba saja dia memanggilku,

Kisahku

“ Ganif ganteng, соbа kamu kesini tolongin tante sebentar deh ?, ” ucapnya berteriak dari dapur.

“ Iya tante, , ” ucapku lalu berjalan mеnuju dарur.

Tepat dibelakang tante Arum aku-pun bertanya,

“ Mau minta Tolong apa tante ke ganif ?, ” tаnуаku.

“ Kayaknya dipunggung tante ada semut deh Nif, kamu bisa tolong garukin nggak, tangan tante nggak sampai nih mau nggegaruk. Oh iya sekalian tante mau tanya, kamu mau digorengin paha atau dаdа, Nif ?, ” ucapnya sembari memegang piring yang berisi paha dan dada ayam mentah.

“ Oh iya tante sini biar ganif garukin, dan Aku Dada aja tante, ” ucapku sembari mulai menggaruk punggung tante Arum.

“ Ouh kamu suka dada yah, hemmmm… anak muda tuh kebanyakan ѕukа Dada yah, hhe…, ” ucapnya sembari memasukan dada ayam dipenggorengan.

“ Iya dong Tаntе, dadakan lebih enak tante, selain besar dagingya juga keset dan kenyal, ” ucapku sembari menggaruknya dari belakang.

“ Oh gitu yah, gede dan kenyal mana sama punya tante ?,” ucap tante Arum dengan entengnya.

Sejenak aku tediam kaget mendengar ucapanya,

“ Kog diem aja sih, ayo jawab, ” ucapnya lagi.

“ Eee… Eeee… gimana yah tante… Eeeeeeeee…., ”



Belum selesai aku menjawab, tiba-tiba saja dia meraih tangan kananku dengan tangan kanannya lalu diarahkanya pada buah dadanya. Ouhhh Damn… gilak nih janda yang satu ini benar-benar frontal sekali, ucapku dalam hati. Wow ternyata tante Arum tidak memakai bra, gilak benerrrrrr,

“ Gimana udah bisa jawab belum, coba remas payudara tante, biar kamu tahu besar dan kenyal mana, Cerita Sex Tante

” ucapnya sembari terus menahan tanganku di payudara kananya.

Saat itu aku benar-benar terkejut dengan kelakuanya itu. Karena dia yang meminta aku-pun segera meremas-remas payudaranya tanpa ragu. Saat itu aku-pun mendadak Horny parah guest. Sembari meremas payudaranya yang tidak memakai Bra aku tempelkan penis-ku yang masih terbungkus celana bahan panjangku pada pantatnya sembari terus meremas payudaranya,

“ Ayo jawab,keenakan kamu yah meremas buah dada tante, hahahaha…., ” ucapnya menggodaku.

“ Hehe iya nih tante, Beuhhh… gede dan kenyal dada tante Kog, hhe…, ” ucapku sembari terus meremas.

2 menit setelah itu dada ayam-pun sudah matang, tante Arum mematikan kompor lalu menaruh dada ayam itu di piring yang tadi sudah diambilnya. Saat itu dia menaruh dada ayam dipiring sembari terus aku remasi payudaranya,

“ Hemmm… ada yang keenakan nih, ini kamu makan dada tante apa mau makan dada ayam, ” ucapnya kepadaku.

“ Makan dada tante aja dulu deh, dada ayamnya nanti aja setelah makan dada tante,hhe…, ” ucapku dengan beraninya.

Saat itu aku berkata sembari terus meremas dan mengesek-gesekan penisku yang masih terbungkus celana pada pantat tante Arum yang semok dan kenyal itu. Lalu,

“ Yaudah deh kalau gitu, tapi makan dada tantenya dikamar mandi aja yah sekalian kita mandi bareng, lagian kamu juga belum mandikan, ” ucapnya sembari mengedipkan matanya dengan genit.

“ Siap komandan, ” jawabku semangat birahi sex.

Tanpa membuang waktu aku-pun segera menuju kekamar mandi, sedangkan tante Arum menutup pintu rumahnya agar perbuatan kami tidak diketahui tetangganya. Setelah menutup pintu tante Arum-pun menyusulku ke kamar mandi. Saat itu aku sudah telanjang bulat dengan penisku yang sudah siap tempur,

Malam Jumatku

“ Wah kamu udah telanjang aja yah Nif, dasar bocah mesum kamu, hha, ” ucapnya sembari membuka daster lalu melepas celana dalamnya.

Oughhh astaga… benar-benar montok sekali payudara tante Arum, belum lagi vaginya, beuhhh… gembul sekali seperti kue apem. Saat itu aku semakin bernafsu saja melihat tante Arum yang telanjang bulat didepanku,

“ Kog diem aja sih Nif, kenapa kamu udah nafsu banget yah melihat tante, Weeekkk…, ” ucapnya memecah lamunanku yang terpesona melihat keindahan tubuhhya.

Memang benar-benar janda kempling nih tante Arum, badanya masih kencang sekali. Perutnya rata,

pinggangnya ramping, udah gitu memek nya bersih tanpa sedikit bulu kewanitaan sehelaipun. Pasti dia rajin mencukur jembutnya deh, hhe,

“ Tau aja deh tante, nih si ojan (penis) udah tegang maksimal nih tante, hha, ” ucapku.

“ Yaudah si ojan (penis) suruh sabar dulu yah, kita mandi dulu biar wangi, ” ucapnya lalu dia mengguyur tubuhnya dengan air.

“ Iya tante, ” ucapku lalu ikut mengguyur tubuhku air juga.

Kebetulan saat itu gayung di kamar mandinya ada 2, jadi kami tidak saling beerebut. Sembari mandi aku mengesek-gesekan penisku kepantat tante Arum, Huhh… rasanya udah nggak sabar sekali aku ingin segera menyodok memeknya yang gembul itu,

“ Nif tolong baluri tubuh tante dengan sabun cair itu dong, nanti kamu juga tante baluri juga badan kamu sama sabun cair itu, ” ucap tante Arum sembari mengambil sabun cair yanga disampingnya.

“ Siap tante semok kesayanganku, ” ucapku penuh nafsu.

Didalam kamar mandi ukuran 3×2 meter itu kami-pun saling membaluri tubuh kami dengansabun cair. Aku baluri tubuh tante Arum sabun cair dari leher hingga ujung kaki, sebaliknya tante Arum juga membaluri seluruh tubuhku dengan sabun cair. Setelah tubuh kami terbaluri sabun cair, tante Arum-pun segera mengalungkan kedua tangannya dileherku lalu bibirnya menyambar bibirku dengan penuh nafsu,

“ Eummmmm…. Eummmm… Ssssshhhh…, ” suara lenguhanku.

Aku yang sudah bernafsu sekali, kusambut ciuman tante Arum dengan penuh nafsu sex juga. Bibir kami saling berpangutan dengan penuh gairah sex. Tak puas dengan berciuman aku-pun merapatkan tubuhku pada tubuh tante Arum lalu tanganku aku arahkan pada pantatnya,



“ Eughhhh… Ssshhhh… Remas terus pantat tante Nif… Ouhhhh…, ” ucapnya dengan sejenak melepas ciuman kami.

“ Iya tante, Oughhhh…., ” ucapku sembari meremasi pantat tante Arum dengan gemasnya.

Setelah itu kamipun segera berciuman kembali. Posisi tubuhku saat itu menempel dengan tubuh tante Arum. Kejantanaku yang sudah ereksi maksimal itu terasa geli sekali karena tergesek-gesek perut tante Arum yang berlumur sabun cair. Merasakan penisku yang selalu menyentuh perutnya, tante Arum-pun pengertian sekali, saat itu dia meraih penisku lalumengocoknya,

“ Ssshhhhh… enak sekali tante, terus kocok tante… Oughhhh…., ” desah nikmatku dengan melepas ciuman kami sejenak.

“ Iya sayang, Ssshhhh… Sekarang kamu juga mainin itil (clitoris) tante yah biar kita sama enak, Oughhh…, ” ucapnya sembari mengocok penisku.

Tanpa banyak bicara lagi, tangan kananku tetap meremas pantanya, sedangkan tangan kiriku-pun segera memainkan klitorisnya, aku tekan dan aku putar-putarkan itil-nya dengan penuh nafsu. Sebaliknya dia juga mengocok penisku yang berlumur sabun cair dengan penuh nafsu juga. Saat itu kami-pun menghentikan ciuman kami, kami sama-sama fokus memainkan kelamin kami,

“ Yah seperti itu Nif, terus mainkan memek tante dan remasi pantat tante terus… Ssssshhh… Aghhhhh…, ” ucapnya lalu mendesah nikmat.

“ Iya tante, tante juga kocok terus penis aku yah… Oughhh…, ” ucapku lalu mendesah juga.

Sekitar 10 menit kami saling memainkan alat kelamin kami. Kocokanya sungguh enak sekali, bahkan lebih enak dikocok daripada ML. Saat itu aku yang merasa akan orgasme akupun mengentikan kocokanya,

“ tante Ngocoknya udah yah, sayang banget kalau spermaku keluar ditangan tante, mendingan aku keluarin di memek tante nanti, hhe…, ” ucapku sembari menyingkirkan tangan tante Arum dari kejantananku.

“ Benar juga tuh Nif, yaudah kita Langsung ngentot aja yuk, tante juga udah nggak kuat nih,

habisnya kamu pinter banget sih ngobel memek tante, memek tante udah becek banget tuh, ” ucapnya sembari menununjuk kearah vagina-nya yang basah oleh lendir kawin bercampur sabun cair.

“ Iya deh tante, Kita ML pakai gaya apa nih tante, ” tanyaku.

“ Anjing kencing aja yah Nif, soalnya nggak mungkin jugakan kalau tante terlentang dilantai kamr mandi ini, hahaha, ” ucapnya sembari tertawa.

“ Anjing kencing, Dogggy style kali tante, yaudah sana buruan tante Nungging, ” ucapku memintanya menungging.

“ Iya itu maksud tante, maklumlah tantekan udah nggak muda lagi, ” ucapnya lalu dia menungging membelakangiku.

Ketika menungging tanganya berpegangan pada bak mandi agar dia tidak jatuh ketika aku sodok nanti. Seketika terlihatlah sebongkah pantat yang bulat, kencang , lebar, dengan terselip sebuah lubang kenikmatan ditengahnya. Nafsuku semakin memuncak saja melihat pantat dan vagina Tante Arum dari belakang. Tanpa banyak bicara lagi segera aku benamkan penisku pada liang senggamanya,

“ Zlebbbbbbbbbbbbbbbbb… Oughhhhhhhhhh… Sssssssssshhhhh…., ” lenguh nimatku.

Kutanamkan dalam-dalam penisku pada vagina Tante Arum,

Mimpi Indahku

“ Oughhhh Nif… Eughhhhhh…. Besar sekali kontol kamu Nif, rasanya memek tante kayak diperawani lagi… Oughhhh…, ” ucapnya nampak agak kesakitan.

Memang sih penisku tergolong besar, udah gitu panjang lagi. Selain itu memek tante Arum yang sudah lama tidak terjamah penis laki-laki terasa sempit dan cengkraman otot vaginya sangat kuat sekali. rasanya tidak kalah dengan memek mantan pacarku dulu, malahan lebih enak memek tante Arum. Setealah itu mulailah aku gerakan maju mundur penisku didalam vagina tante Arum.

Aku yang sudah bernfasu langsung menggenjot memek tante Arum dengan cepat,

“ Plakkkkk… Plakkkkk… Pyekkkk…. Plakkkkk… Pyekkkk… Plakkkkk… Plakkkkk… Plakkkkk…, ” suara kulitku yang bertemu pantat tante Arum yang basah dengan sabun cair ketika aku memaju mundurkan penisku dengan cepat dan kuat.

“ Oughhh Nif… kamu ganas sekali sayang, kamu mainya kasar yah… Oughhh…., ” ucapnya sembari mendesah.

“ Iya nih Tante, habisnya aku udah gemes dan nafsu sekali sama tante, Ssssssssshhhhh…, ” ucapku sembari terus menyodok memek tante Arum.

“ Hegggg,… Eughhhhh…. Oughhh… terserah kamu aja Nif, terus sodok Nif… Oughhhh…, ” desah tante Arum terlihat kuwalahan dengan permainan sexs-ku.

Saat itu aku menyodok vagina tante Arum dengan keras dan cepat. Seiring dengan sodokank itu, payudara tante Arum yang montok dan besar itu bergoyang goyang seiring kuhempaskan penisku didalam liang senggamanya. Sayang sekali rasanya jika didiamkan. Sembari terus menyodok aku membungkukan tubuhku lalu aku raih payudaranya dan aku remas dengan kedua tanganku,

“ Eughhhh… Eummmm …. Pandai sekali kamu Nif, yah remas payudaraku juga, dan terus genjot memek tante Nif… Oughhhh…, ” ucapnya puas merasakan kombinasi sexs-ku.

“ Iya tante sayang, ” jawabku singkat.

Tidak lama setelah itu, tiba-tiba saja tubuh tante Arum mengejang dan otot vaginanya mengencang menjepit penis-ku,

“ Aghhhhhhhhhhhhhh…. Aku keluar sayang… Oughhhhh… Uhhhhhh…., ” desah panjangnya mendapatkan klimakasnya.

“ Oughhhhhh…. Iya tante sayang, aku merasakan itu, rasanya hangat sekali, dan memek tante menjepit penisku lebih kuat dari sebelumnya, Eummmm…, ” ucapku sembari terus menyodok memek tante Arum yang tambah becek itu.

Aku-pun saat itu masih belum mendapatkan orgasme. Tidak terasa kami sudah ML selama 15 menit dengan gaya doggie style. Saat itu aku melihat pada jam tanganku yang masih aku kenakan, Dalam hatiku berkata, kuat jug gue yah, hhe. Aku yang sehariansudah lelah dengan kuliahku, aku-pun ingin segera mendapatkan klimaksku juga,

“ Tante, sekarang kaki tante dirapatkan yah, ” pintaku sembari menghentikn sodokanku sejenak.

Setelah tante Arum meraptkan kakinya, saat itupun rasanya penisku terjepit kuat sekali oleh vagina tante Arum. Lalu setelah itu aku-pun mulai mengayunkan penisku lagi dengan cepat dan penuh nafsu,

“ Oughhh… Ahhh… Ahhhh… Ssssshhh… Ughhhh… Nif perih Nif rasanya,Ssshhhhh…, ” ucap tante Arum nampak kesakitan dengan gaya itu.

“ tahan sebentar yah Tante, sebentar lagi aku keluar, Oughhh…. ” ucapku sembari mteru menyodok memek Tante Arum.

Sekitar 5 menit aku menyodoknya, terasa penisku sudah tidak kuat menahan spermaku yang akan menyembur. Penisku berdenyut-denyut dan,

“ Crottttttttttttttttt….. Crottttttttttttttt… Crottttttttttttttttt….., ”

Pada akhirnya aku mendaptakan klimaksku. Kusemburkan semua pejuhku (sperma) kedalam memektante Arum yang gembul itu,

“ Ouggggghhhhhhhhhhhhhhhhh…. Enak sekali tante…., ” ucapku puas dengan klimaksku.

“ Iya sayang, kamu hebat sekali ngentot-nya, tante benar-benar kualahan negntot sama kamu, Oughhhhhhhh…, ” ucapnya memujiku.

Tersalurkanlah hasrat sex kami malam itu dengan penuh kepuasan. Spermaku saat itu memenuhi rahim tante Arum, sampai-sampai aku melihat spermaku berjatuhan kelantai ketika aku mencabut penisku dari liang vagina-nya. Nafas kami terengah-engah saling bersahutan saat itu. Sejenak kami mengatur nafas kami sembari menikmati sisa-sisa nikmat percintaan kami.



Setelah itu kami-pun segera mandi, terasa dingin sekali malam itu setelah kami bercinta. Setelah selesai mandi kami-pun segera mengeringkan tubuh kami dengan handuk. Kemudian kami-pun segera memakai pakaian kami kembali dan keluar dari kamar mandi untuk makan. Malam itu kami makan dengan lahapnya. Selesai makan aku-pun segera berpamitan pulang,

“ tante Udah malem nih, aku pulang dulu yah, terima kasih buwat makan gratis dan ngentot gratisnya yah, hehe…, ” ucapku sembari mencolek payudaranya.

“ Hahhaa… dasar anak nakal, yaudah sana pulang, besok-besok kalau mau makan dada tante kesinilagi yah, hhe…, ” ucapnya menggodaku.

“ Siap tante sayang, Bey tante semok, ” ucapku.

Kemudian tante Arum-pun segera membukakan pintu lalu aku segera keluar dari rumahnya. Sungguh makan malam yang penuh sensasi pada hari itu. Sesampainya dikos aku-pun langsung merebahkan tubuhku dikasur lesehanku sembari membayangkan percintaan kami. Lama-kelamaan mataku dan tubuhku yang sudah lelah-pun memaksa aku untuk segera tidur.

Malam itu tidurku nyenyak sekali. Semenjak kejadian malam itu aku tidak perlu mengeluarkan uang untuk makan jika aku ada dikosan. Tante Arum selalu memberi aku makan dan Ngentot gratis selama aku tinggal di kostku itu. Sampai pada akhirnya hubungan kami-pun berakhir gara-gara aku telah mendapatkan pacar baru yang cantik, kaya, dan lebih hebat cara bercintanya daripada tante Arum.

Friday, March 29, 2019

Ommm... Punya Lia mau Om apain…


Gairahku

Suami Tante Linda, sebut saja Oom Joko bekerja di ibukota, di suatu instansi pemerintah, dan mempunyai jabatan strategis. Setiap 2 minggu sekali, Oom Joko pulang ke kota A, aku sendiri cukup akrab dengan Oom Joko, umurku dengannya tidak terlalu terpaut jauh.


Oom Joko aku taksir baru berumur sekitar 35 tahun, sedangkan Tante Linda justru lebih tua sedikit, 37 tahun. Aku menyebut mereka Oom dan Tante, sebab walaupun beda umur antara aku dan mereka sedikit, tetapi mereka sudah berkeluaga dan sudah punya seorang anak gadis.

Tante Linda merupakan seorang sekretaris di sebuah perusahaan otomotif di kota B yang jaraknya tidak begitu jauh dari kota A. Tante Linda berangkat pagi dan pulang malam, begitu seterusnya setiap harinya, sehingga aku kurang begitu dekat dengan Tante Linda. Justru kepada anak gadisnya yang masih SMP yang bernama Lia, aku merasa dekat. Sebab pada hari-hari kosongku, Lia lah yang menemaniku.


Selama tinggal serumah dengan Tante Linda dan anak gadisnya, yaitu Lia, aku tidak pernah berpikiran buruk, misalnya ingin menyetubuhi Tante Linda atau yang lainnya. Aku menganggapnya sudah seperti kakak sendiri.

Dan kepada Lia, aku juga sudah menganggapnya sebagai keponakanku sendiri pula. Sampai akhirnya ketika suatu hari, hujan gerimis rintik-rintik, pekerjaan kantor telah selesai aku kerjakan, dan saat itu hari masih agak siang. Aku malas sekali ingin pulang, lalu aku berpikir berbuat apa di hari seperti ini sendirian.

Akhirnya aku putuskan meminjam kaset VCD Blue Film yang berjudul Tarzan X ke rekan kerjaku. Kebetulan dia selalu membawanya, aku pinjam ke dia, lalu aku cepat-cepat pulang. Keadaan rumah masih sangat sepi, sebab Lia masih sekolah, dan Tante Linda bekerja. Karena aku kost sudah cukup lama, maka aku dipercaya oleh Oom Joko dan Tante Linda untuk membuat kunci duplikat. Jika sewaktu-waktu ada perlu di rumah, jadi tidak harus repot menunggu Lia pulang ataupun Tante Linda pulang.

Aku sebetulnya ingin menyaksikan film tersebut di kamar, entah karena masih sepi, maka aku menyaksikannya di ruang keluarga yang kebetulan tempatnya di lantai atas. Ah.. lama juga aku tidak menyaksikan film seperti ini, dan memang lama juga aku tidak ML (making love) dengan wanita malam yang biasa kupakai akibat stres karena kerjaan yang tidak ada habis-habisnya.
Aku mulai memutar film tersebut, dengan ukuran TV Sony Kirara Baso, seakan aku menyaksikan film bioskop, adegan demi adegan syur membuatku mulai bernafsu dan membuat batang kemaluanku berontak dari dalam celanaku.

Aku kasihan pada adik kecilku itu, maka kulepaskan saja celanaku, kulepaskan juga bajuku, sehingga aku hanya menggunakan kaos singlet ketat saja. Celana panjang dan celana dalamku sudah kulepaskan, maka mulai berdiri dengan kencang dan kokohnya batang kemaluanku yang hitam, panjang, besar dan berdenyut-denyut.

Aku menikmatinya sesaat, sampai akhirnya kupegangi sendiri batang kemaluanku itu dengan tangan kananku. Mataku tetap konsentrasi kepada layar TV, melihat adegan-adegan yang sudah sedemikian panasnya. Tarzan yang bodoh itu sedang diajari oleh wanitanya untuk memasukkan batang kemaluannya itu ke lubang kemaluan si wanita.
Batang kemaluan yang dari tadi kupegangi, kini telah kukocok-kocok, lambat dan cepat silih berganti gerakanku dalam mengocok. Setelah sekian lama, aku merasa sudah tidak kuat lagi menahan cairan mani yang ingin keluar.
Lalu, “Ahh crrrottt.. cccroottt,” aku sudah menyiapkan handuk kecil untuk menampung cairan mani yang keluar dari lubang kencing kemaluanku. Sehingga cairan itu tidak muncrat kemana-mana.
Ternyata tanpa sepengetahuanku, ada sepasang mata melihat ke arahku dengan tidak berkedip, sepasang mata itu rupanya melihat semua yang kulakukan tadi. Aku baru saja membersihkan batang kemaluanku dengan handuk, lalu sepasang mata itu keluar dari persembunyiannya, sambil berkata kecil.

“Oom Agus, lagi ngapain sih, kok main-main titit begitu, emang kenapa sih?” kata suara kecil mungil yang biasa kudengar.
Bagaikan disambar geledek di siang hari, aku kaget, ternyata Lia sudah ada di belakangku. Aku gugup akan bilang apa, kupikir anak ini pasti sudah melihat apa yang kulakukan dari tadi.

“Eh, Llliiiiaaa.. baru pulang?” sahutku sekenanya.
“Iya nih Oom, ngga ada pelajaran.” tukas Lia, lalu Lia melanjutkan perkataannya, “Oom Agus, Lia tadi kan nanya, Oom lagi ngapain sih, kok mainin titit gitu?”
“Oohh ini..,” aku sudah sedikit bisa mengontrol diri, “Ini.. Oom habis melakukan olahraga , Lia.”
“Ooohh.. habis olahraga yaaa..?” Lia sedikit heran.
“Iya kok.. olahraga Oom, ya begini, sama juga dengan olahraga papanya Lia.” jawabku ingin meyakinkan Lia.
“Kalo olahraga Lia di sekolah pasti sama pak guru Lia disuruh lari.” Lia menimpali.
“Itu karena Lia kan masih sekolah, jadi olahraganya harus sesuai dengan petunjuk pak guru.” jawabku lagi.

“Oom, Lia pernah lihat papa juga mainin titit persis seperti yang Oom Agus lakukan tadi, cuma bedanya papa mainin tititnya sama mama.” Lia dengan polosnya mengatakan hal itu.
“Eh, Lia pernah lihat papa dan mama olahraga begituan?” aku balik bertanya karena penasaran.
“Sering lihat Oom, kalo papa pulang, kalo malem pasti melakukannya sama mama.” ujar Lia masih dengan polosnya menerangkan apa yang sering dilihatnya.
“Seperti ini yaa..?” sambil aku menunjuk ke cover gambar film Tarzan X, gambar Tarzan dengan memasukkan batang kemaluannya ke lubang kelamin wanitanya.
“Iya Oom, seperti apa yang di film itu lho!” jawab Lia, “Eh.. Oom, bagus lho filmnya, boleh ngga nih Lia nonton, mumpung ngga ada mama?”

“Boleh kok, cuma dengan syarat, Lia tidak boleh mengatakan hal ini sama papa dan mama, oke?” aku memberi syarat dengan perasaan kuatir jika sampai Lia cerita pada mama dan papanya.
“Ntar Oom beliin coklat yang banyak deh.” janjiku.
“Beres Oom, Lia ngga bakalan cerita ke mama dan papa.” dengan santai Lia menjawab perkataanku, rupanya Lia langsung duduk di sofa menghadap ke TV.
Kuputar ulang lagi film Tarzan X tersebut, dan Lia menontonnya dengan sepenuh hati, adegan demi adegan dilihatnya dengan penuh perhatian. Aku sendiri termenung menyaksikan bahwa di depanku ada seorang gadis kecil yang periang dan pintar sedang menonton blue film dengan tenangnya.

Sedangkan aku sendiri masih belum memakai celanaku, ikut melihat lagi adegan-adegan film Tarzan X itu, membuat batang kemaluanku tegang dan berdiri kembali, kubiarkan saja. Lama kelamaan, aku tidak melihat ke arah film Tarzan X itu, pandanganku beralih ke sosok hidup yang sedang menontonnya, yaitu Lia.
Lia adalah yang tergolong imut dan manis untuk gadis seusianya. Entah kenapa, aku ingin sekali bersetubuh dengan Lia, aku ingin menikmati rasanya lubang kelamin Lia, yang kubayangkan pastilah masih sangat sempit.

Ahhh.. nafsuku kian membara karena memikirkan hal itu. Aku mencoba mencari akal, bagaimana caranya agar keperawanan Lia bisa kudapatkan dan kurasakan. Kutunggu saja waktu tepatnya dengan sabar. Tidak terasa, selesailah film tersebut. Suara Lia akhirnya memecahkan keheningan.
“Oom, tuh tititnya berdiri lagi.” kata Lia sambil menunjuk ke arah batang kemaluanku yang memang sedang tegang.

“Iya nih Lia, tapi biarin saja deh, gimana dengan filmnya?” jawabku santai.
“Bagus kok Oom, persis seperti apa yang papa dan mama lakukan, dan Lia ada beberapa pertanyaan buat Oom nih.” Lia sepertinya ingin menanyakan sesuatu.
“Pertanyaannya apa?” tanyaku.

“Kenapa sih, kalo olahraga gituan harus masukin titit ke… apa tuh, Lia ngga ngerti?” tanya Lia.
“Oh itu.., itu namanya titit dimasukkan ke lubang kencing atau disebut juga lubang memek, pasti papa Lia juga melakukan hal itu ke mama kan?” jawabku menerangkan.
“Iya benar Oom, papa pasti masukin tititnya ke lubang yang ada pada memek mama.” Lia membenarkan jawabanku.

“Itulah seninya olahraga beginian Lia, bisa dilakukan sendiri, bisa juga dilakukan berdua, olahraga ini khusus untuk dewasa.” kataku memberi penjelasan ke Lia.
“Lia sudah boleh ngga Oom.. melakukan olahraga seperti itu?” tanya Lia lagi.
Ouw.. inilah yang aku tunggu.. dasar rejeki.. selalu saja datang sendiri.
“Boleh sih, dengan satu syarat jangan bilang sama mama dan papa.” jelasku.
Terang saja aku membolehkan, sebab itulah yang kuharapkan.
“Lia harus tahu, jika Lia melakukan olahraga beginian akan merasa lelah sekali tetapi juga akan merasakan enak.” tambahku.

“Masa sih Oom? Tapi kayaknya ada benarnya juga sih, Lia lihat sendiri mama juga sepertinya merasa lelah tapi juga merasa keenakan, sampai menjerit-jerit lho Oom, malahan kadang seperti mau nangis.” Lia yang polos rupanya sudah mulai tertarik dan sepertinya ingin tahu bagaimana rasanya.

“Emang gitu kok. Ee…, mumpung masih siang nich, mama Lia juga masih lama pulangnya, kalo Lia memang ingin olahraga beginian, sekarang saja gimana?” aku sudah tidak sabar ingin melihat pesona kemaluannya Lia, pastilah luar biasa.
“Ayolah!” Lia mengiyakan.

Memang rasa ingin tahu anak gadis seusia Lia sangatlah besar. Ini adalah hal baru bagi Lia. Segera saja kusiapkan segala sesuatunya di otakku. Aku ingin Lia merasakan apa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Kaos singlet yang menempel di tubuhku telah kulepas. Aku sudah telanjang bulat dengan batang kejantananku mengacung-ngacung keras dan tegang. Baru pernah seumur hidupku, aku telanjang di hadapan seorang gadis belia berumur 12 tahun.

Lia hanya tersenyum-senyum memandangi batang kemaluanku yang berdiri dengan megahnya. Mungkin karena kebiasaan melihat papa dan mamanya telanjang bulat, sehingga melihatku telanjang bulat merupakan hal yang tidak aneh lagi bagi Lia.
Kusuruh Lia untuk membuka seluruh pakaiannya. Awalnya Lia protes, tetapi setelah kuberitahu dan kucontohkan kenapa mama Lia telanjang bulat, dan kenapa ceweknya Tarzan juga telanjang bulat, sebab memang sudah begitu seharusnya.

Kisahku

Akhirnya Lia mau melepas pakaiannya satu persatu. Aku melihat Lia melepaskan pakaiannya dengan mata tidak berkedip. Pertama sekali, lepaslah pakaian sekolah yang dikenakannya, lalu rok biru dilepaskan juga. Sekarang Lia tinggal mengenakan kaos dalam dan celana dalam saja.
Di balik kaos dalamnya yang cukup tebal itu, aku sudah melihat dua benjolan kecil yang mencuat, pastilah puting susunya Lia yang baru tumbuh. Baru saja aku berpikiran seperti itu, Lia sudah membuka kaos dalamnya itu dan seperti apa yang kubayangkan, puting susu Lia yang masih kuncup, membenjol terlihat dengan jelas di kedua mataku.

Puting susu itu begitu indahnya. Lain sekali dengan yang biasa kulihat dan kurasakan dari wanita malam langgananku, rata-rata puting susu mereka sudah merekah dan matang, sedangkan ini, aku hanya bisa menelan ludah.

Payudara Lia memang belum nampak, sebab karena faktor usia. Akan tetapi puting susunya sudah mulai menampakkan hasilnya. Membenjol cukup besar dan mencuat menantang untuk dinikmati. Warna puting susu Lia coklat kemerahan, aku melihat puting susu itu menegang tanpa Lia menyadarinya. Lalu Lia melepaskan juga celana dalamnya.

Kembali aku dibuatnya sangat bernafsu, kemaluan Lia masih berupa garis lurus, seperti kebanyakan milik anak-anak gadis yang sering kulihat mandi di sungai. Vagina yang belum ditumbuhi bulu rambut satu pun, masih gundul. Aku sungguh-sungguh melihat pemandangan yang menakjubkan ini. Terbengong-bengong aku dibuatnya.
“Oom, udah semua nih, udah siap nih Oom.”
Aku tersentak dari lamunan begitu mendengar Lia berbicara.
“Oke, sekarang dimulai yaaa…?”

Kuberi tanda ke Lia supaya tiduran di sofa. Pertama sekali aku meminta ijin ke Lia untuk menciuminya, Lia mengijinkan, rupanya karena sangat ingin atau karena Lia memang sudah mulai menuruti nafsunya sendiri, aku kurang tahu. Yang penting bagiku, aku merasakan liang perawannya dan menyetubuhinya siang ini.
Aku ciumi kening, pipi, hidung, bibir dan lehernya. Kupagut dengan mesra sekali. Kubuat seromantis mungkin. Lia hanya diam seribu bahasa, menikmati sekali apa yang kulakukan kepadanya.



Setelah puas aku menciuminya, “Lia, boleh ngga Oom netek ke Lia?” tanyaku meminta.
“Tapi Oom, tetek Lia kan belon sebesar seperti punya mama.” kata Lia sedikit protes.
“Ngga apa-apa kok Lia, tetek segini malahan lebih enak.” kilahku meyakinkan Lia.
“Ya deh, terserah Oom saja, asalkan ngga sakit aja.” jawab Lia akhirnya memperbolehkan.
“Dijamin deh ngga sakit, malahan Lia akan merasakan enak dan nikmat yang tiada tara.” jawabku lagi.

Segera saja kuciumi puting susu Lia yang kiri, Lia merasa geli dan menggelinjang-gelinjang keenakan, aku merasakan puting susu Lia mulai mengalami penegangan total. Selanjutnya, aku hisap kedua puting susu tersebut bergantian. Lia melenguh menahan geli dan nikmat, aku terus menyusu dengan rakusnya, kusedot sekuat-kuatnya, kutarik-tarik, sedangkan puting susu yang satunya lagi kupelintir-pelintir.

“Oom, kok enak banget nihhh… oohhh… enakkk…” desah Lia keenakan.
Lia terus merancau keenakan, aku sangat senang sekali. Setelah sekian lama aku menyusu, aku lepaskan puting susu tersebut. Puting susu itu sudah memerah dan sangat tegangnya. Lia sudah merasa mabuk oleh kenikmatan. Aku bimbing tangannya ke batang kemaluanku.
“Lia, kocok dong tititnya Oom Agus.” aku meminta Lia untuk mengocok batang kemaluanku.
Lia mematuhi apa yang kuminta, mengocok-ngocok dengan tidak beraturan. Aku memakluminya, karena Lia masih amatir, sampai akhirnya aku justru merasa sakit sendiri dengan kocokan Lia tersebut, maka kuminta Lia untuk menghentikannya.

Selanjutnya, kuminta Lia untuk mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, tanpa bertanya Lia langsung saja mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, aku terpana sesaat melihat vagina Lia yang merekah.

Tadinya kemaluan itu hanya semacam garis lurus, sekarang di hadapanku terlihat dengan jelas, buah klitoris kecil Lia yang sebesar kacang kedelai, vaginanya merah tanpa ditumbuhi rambut sedikit pun, dan yang terutama, lubang kemaluan Lia yang masih sangat sempitnya. Jika kuukur, hanya seukuran jari kelingking lubangnya.

Aku lakukan sex dengan mulut, kuciumi dan hisap kemaluan Lia dengan lembut, Lia kembali melenguh. Lenguhan yang sangat erotis. Meram melek kulihat mata Lia menahan enaknya hisapanku di kemaluannya. Kusedot klitorisnya. Lia menjerit kecil keenakan, sampai tidak berapa lama.
“Oom, enak banget sih, Lia senang sekali, terussinnn…” pinta Lia.
Aku meneruskan menghisap-hisap vagina Lia, dan Lia semakin mendesah tidak karuan. Aku yakin Lia hampir mencapai puncak orgasme pertamanya selama hidup.

“Oommm… ssshhh… Lia mau pipis nich..”
Lia merasakan ada sesuatu yang mendesak ingin keluar, seperti ingin kencing.
“Tahan dikit Lia… tahan yaaa…” sambil aku terus menjilati, dan menghisap-hisap kemaluannya.
“Udah ngga tahan nich Oommm… aahhh…”

Tubuh Lia mengejang, tangan Lia berpegangan ke sofa dengan erat sekali, kakinya menjepit kepalaku yang masih berada di antara selangkangannya.
Lia ternyata sudah sampai pada klimaks orgasme pertamanya. Aku senang sekali, kulihat dari bibir lubang perawannya merembes keluar cairan cukup banyak. Itulah cairan mani nikmatnya Lia.
“Oohhh… Oom Agus… Lia merasa lemes dan enak sekali… apa sih yang barusan Lia alami, Oom…?” tanya Lia antara sadar dan tidak.
“Itulah puncaknya Lia.., Lia telah mencapainya, pingin lagi ngga?” tanyaku.
“Iya.. iya.. pingin Oom…” jawabnya langsung.

Aku merasakan kalau Lia ingin merasakannya lagi. Aku tidak langsung mengiyakan, kusuruh Lia istirahat sebentar, kuambilkan semacam obat dari dompetku, obat dopping dan kusuruh Lia untuk meminumnya. Karena sebentar lagi, aku akan menembus lubang perwannya yang sempit itu, jadi aku ingin Lia dalam keadaan segar bugar.
Tidak berapa lama, Lia kulihat telah kembali fit.

“Lia… tadi Lia sudah mencapai puncak pertama, dan masih ada satu puncak lagi, Lia ingin mencapainya lagi kan..?” bujukku.
“Iya Oom, mau dong…” Lia mengiyakan sambil manggut-manggut.
“Ini nanti bukan puncak Lia saja, tetapi juga puncak Oom Agus, ini finalnya Lia” kataku lagi menjelaskan.
“Final?” Lia mengernyitkan dahinya karena tidak paham maksudku.
“Iya, final.., Oom ingin memasukan titit Oom ke lubang memek Lia, Oom jamin Lia akan merasakan sesuatu yang lebih enak lagi dibandingkan yang tadi.” akhirnya aku katakan final yang aku maksudkan.

“Ooh ya, tapi.. Oom.. apa titit Oom bisa masuk tuh? Lubang memek Lia kan sempit begini sedangkan tititnya Oom.. gede banget gitu…” Lia sambil menunjuk lubang nikmatnya.
“Pelan-pelan dong, ntar pasti bisa masuk kok.. cobain ya..?” pintaku lagi.
“Iya deh Oom…” Lia secara otomatis telah mengangkangkan kakinya selebar-lebarnya.
Kuarahkan kepala kemaluanku ke lubang vagina Lia yang masih super sempit tersebut. Begitu menyentuh lubang nikmatnya, aku merasa seperti ada yang menggigit dan menyedot kepala kemaluanku, memang sangat sulit untuk memasukkannya.

Sebenarnya bisa saja kupaksakan, tetapi aku tidak ingin Lia merasakan kesakitan. Kutekan sedikit demi sedikit, kepala kemaluanku bisa masuk, Lia mengaduh dan menjerit karena merasa perih. Aku menyuruhnya menahan. Efek dari obat dopping itu tadi adalah untuk sedikit meredam rasa perih, selanjutnya kutekan kuat-kuat.

“Blusss…”
Lia menjerit cukup keras, “Ooommm… tititnya sudaaahhh masuk… kkaahhh?”
“Udah sayang… tahan ya…” kataku sambil mengelus-ngelus rambut Lia.
Aku mundurkan batang kemaluanku. Karena sangat sempitnya, ternyata bibir kemaluan Lia ikut menggembung karena tertarik. Kumajukan lagi, kemudian mundur lagi perlahan tetapi pasti. Beberapa waktu, Lia pun sepertinya sudah merasakan enak.

Setelah cairan mani Lia yang ada di lubang perawannya semakin membanjir, maka lubang kenikmatan itu sudah sedikit merekah. Aku menggenjot maju mundur dengan cepat.
Ahhh.. inikah kemaluan perawan gadis imut. Enak sekali ternyata. Hisapannya memang tiada duanya. Aku merasa keringat telah membasahi tubuhku, kulihat juga keringat Lia pun sudah sedemikian banyaknya.

Sambil kuterus berpacu, puting susu Lia kumainkan, kupelintir-pelintir dengan gemas, bibir Lia aku pagut, kumainkan lidahku dengan lidahnya. Aku merasakan Lia sudah keluar beberapa kali, sebab aku merasa kepala batang kemaluanku seperti tersiram oleh cairan hangat beberapa kali dari dalam lubang surga Lia.

Aku ganti posisi. Jika tadi aku yang di atas dan Lia yang di bawah, sekarang berbalik, aku yang di bawah dan Lia yang di atas. Lia seperti kesetanan, bagaikan cowboy menunggang kuda, oh enak sekali rasanya di batang kemaluanku. Naik turun di dalam lubang surga Lia.
Sekian lama waktu berlalu, aku merasa puncak orgasmeku sudah dekat. Kubalik lagi posisinya, aku di atas dan Lia di bawah, kupercepat gerakan maju mundurku. Lalu aku peluk erat sekali tubuh kecil dalam dekapanku, kubenamkan seluruh batang kemaluanku. Aku menegang hebat.
“Crruttt… crruttt…”

Malam Jumatku

Cairan maniku keluar banyak sekali di dalam lubang kemaluan Lia, sedangkan Lia sudah merasakan kelelahan yang amat sangat. Aku cabut batang kemaluanku yang masih tegang dari lubang kemaluan Lia.
Lia kubiarkan terbaring di sofa. Tanpa terasa, Lia langsung tertidur, aku bersihkan lubang kelaminnya dari cairan mani yang perlahan merembes keluar, kukenakan kembali semua pakaiannya, lalu kubopong gadis kecilku itu ke kamarnya.

Aku rebahkan tubuh mungil yang terkulai lelah dan sedang tertidur di tempat tidurnya sendiri, kemudian kucium keningnya. Terima kasih Lia atas kenikmatannya tadi. Malam pun tiba.
Keesokan harinya, Lia mengeluh karena masih merasa perih di vaginanya, untungnya Tante Linda tidak tahu. Hari berlalu terus. Sering kali aku melakukan olahraga senggama dengan Lia, tentunya tanpa sepengetahuan Oom Joko dan Tante Linda.

Kira-kira sudah berjalan setengah tahun lamanya, Lia sudah sangat pintar untuk ukuran gadis seusianya dalam melakukan olahraga senggama. Aku pun sangat memanjakannya, uang yang biasa kuhamburkan untuk membayar wanita malam, kuberikan ke Lia. Untuk menghindari kecurigaan orang tuanya, uang itu kubelikan hal-hal yang Lia suka, seperti makanan, mainan dan masih banyak lagi.

Sekarang Lia sudah kelas 2 SMP, naik kelas dengan nilai yang bagus, apa yang kulakukan dengan Lia tidak mempengaruhi belajarnya. Inilah yang membuat aku semakin sayang, dan sampai suatu saat, Tante Linda diharuskan pergi beberapa hari lamanya ke ibu kota untuk menemani Oom Joko menghadiri resepsi-resepsi pernikahan dari rekan-rekan kerja Oom Joko yang kebetulan berurutan tanggalnya.

Aku ditinggal berdua di rumah dengan Lia, memang sudah terlalu biasa, sedikit bedanya adalah sekarang sudah super bebas, tidak mengkhawatirkan kalau-kalau Tante Linda pulang dari kerja.

Lia pernah menjanjikan kepadaku akan membawa teman-teman akrabnya main ke rumah untuk diajarkan olahraga senggama. Dan saat yang tepat adalah sekarang, dimana Tante Linda tidak akan ada di rumah untuk beberapa hari, dan Lia juga mulai libur karena kelasnya dipakai untuk testing uji coba siswa kelas 3.

Sangat kebetulan sekali kalau hari ini sabtu, sekolah Lia pulang sangat awal dikarenakan guru-guru sibuk menyiapkan bahan untuk testing uji coba siswa kelas 3. Lia telpon ke kantorku, menanyakan apakah aku bisa pulang cepat atau tidak. Lia juga mengatakan kalau dia membawa teman-temannya seperti yang telah dijanjikannya.

Kontan saja mendengar kabar itu, aku langsung ijin pulang. Sebelum pulang ke rumah kusempatkan mampir ke apotik untuk membeli sejumlah obat-obatan yang kuperlukan nantinya, aku ingin penantian yang begitu lamanya, di hari ini akan terlaksana.
Sesampainya di rumah, benar saja, ada tiga gadis teman akrab Lia, mereka semua cantik-cantik. Tidak kalah cantik dengan Lia.

Gadis pertama bernama Anna, wajahnya cantik, hidungnya mancung, rambutnya lurus potongan pendek, tubuhnya tidak terlalu kurus, senyumnya selalu menghiasi bibirnya yang sensual, payudaranya kelihatan belum tumbuh akan tetapi satu yang membuat aku heran, dari benjolan bajunya, kutahu kalau itu puting susunya Anna, sepertinya lumayan besar.
Tetapi masa bodo, yang penting miliknya bisa dinikmati. Anna ini sepertinya tomboy, wow, kuat juga nih senggamanya, pikiran kotorku muncul mendadak.

Lalu gadis kedua bernama Indah, wajahnya mirip Lia, hidungnya mancung, rambutnya lurus panjang sebahu, agaknya lumayan pendiam, tubuhnya sedikit lebih besar dibandingkan dengan Lia dan Anna, payudaranya sudah sedikit tumbuh, terlihat dari permukaan bajunya yang sedikit membukit, lumayan bisa buat diremas-remas, sebab tanganku sudah lama tidak meremas payudara montok.

Gadis yang ketiga, inilah yang membuatku terpana, namanya Devi. Ternyata Devi ini masih keturunan India, cantik sekali, rambutnya pendek, hidungnya sangat mancung, dan sepertinya sedikit cerewet. Tubuhnya sama dengan Lia, kecil dan imut, payudaranya kurasa juga belum tumbuh. Sekilas, puting susunya saja belum terlihat.

Aku pulang tidak lupa dengan membawa oleh-oleh yang sengaja kubeli, aku manjakan mereka semua sesuai dengan pesan Lia. Teman-temannya ingin melihat olahraga senggama yang sering Lia lakukan. Lia memang sedikit ceroboh, membocorkan hal-hal seperti ini, tetapi Lia menjamin, karena ketiga gadis itu adalah sahabat sejatinya.

Singkat waktu, malam pun tiba. Ketiga gadis teman Lia itu sudah berencana untuk menginap di rumah Lia, sebab besoknya adalah minggu, alias libur, seninnya juga masih libur dan lagi mereka pun sudah ijin kepada orang tuanya masing-masing untuk menginap di tempatnya Lia, alasannya menemani Lia yang ditinggal mamanya ke luar kota.

Pertama sekali, aku diperkenalkan Lia kepada ketiga temannya, dan tidak ada basa-basi seperti apa yang kulakukan kepada Lia dulu. Aku meminta Lia memutarkan film Tarzan X kesukaannya kepada ketiga temannya itu.

Gadis-gadis kecil itu rupanya sudah menantikan. Menonton pun dengan konsentrasi tinggi layaknya sedang ujian. Aku takjub melihat mereka, dan justru cekikikan sendiri melihat adegan demi adegan, sepertinya ketiga teman Lia itu sudah pernah melihat yang sesungguhnya atau pemandangan yang nyata.

Setelah film usai, aku lalu beranikan diri bertanya ke mereka. Pertama sekali adalah ke Anna yang aku nilai paling berani.
“Anna, Oom penasaran, kayaknya Anna sering lihat olahraga begituan?” tanyaku penuh selidik.
“Iya benar kok Oom… Anna sering lihat olahraga begitu, terlebih kakak Anna sama pacarnya, mereka selalu berbuat begituan di rumah” jawab Anna jujur menjelaskan dan membenarkan.
“Hah? Masak sih di rumah..” tanyaku lagi dengan heran.
“Iya, bener kok Oom, sebab papa dan mama Anna kan ngga tinggal di sini” Anna menjawab keherananku.

“Oohhh…” aku hanya bisa manggut-manggut.
“Emang sih, Anna lihatnya dengan sembunyi-sembunyi, sebab merasa penasaran sebenarnya apa sih yang kakak Anna lakukan bersama pacarnya? Ternyata seperti di film Tarzan itu Oom…” Anna menjawab dengan menerangkan tanpa merasa aneh atau bahkan malu.

Lalu aku selanjutnya bertanya kepada Indah. Indah sedikit tergagap sewaktu kutanya, ternyata Indah sendiri sudah mengetahui hal begituan secara tidak sengaja sewaktu sedang menjemur pakaian di loteng rumahnya.

Indah bercerita, tanpa sengaja dia melihat di halaman belakang tetangganya, ada yang sedang bermain seperti yang dilakukan di dalam film Tarzan X tersebut. Intinya Indah tahu kalau titit itu bisa dimasukkan ke lubang wanita.

Terakhir aku bertanya ke Devi, dengan polosnya Devi mengungkapkan kalau dia mengetahui hal-hal begituan dari melihat apa yang papa dan mamanya lakukan ketika malam hari. Sama seperti dengan pengalaman Lia pertama kali melihat hal itu.

Setelah aku mendengar cerita mereka, aku menawarkan, apakah mereka ingin melihat langsung, kompak sekali mereka bertiga menjawab ya. Lalu aku bertanya sekali lagi, apakah mereka ingin merasakannya juga, sekali lagi dengan kompaknya, mereka bertiga menjawab ya.
“Kalo begitu… Oom mulai sekarang ya…?” jantungku berdegup kencang karena girang yang tiada tara, aku tidak mengira akan semulus ini.

Aku akhirnya melepaskan seluruh pakaian yang kukenakan, sesuai dengan rencana, aku akan memamerkan olahraga senggama itu berpasangan dengan Lia, dan sebetulnya Lia yang mempunyai ide merencanakan itu semua.

Anna, Indah dan Devi memandangi terus ke bagian bawah tubuhku, apalagi kalau bukan batang kemaluanku yang sangat kubanggakan, hitam, panjang, besar, berotot, dan berdenyut-denyut. Lia sendiri sudah melepaskan seluruh pakaiannya.
Puting susu Lia sudah membenjol cukup besar karena sering kali kuhisap, dan oleh Lia sendiri sering ditarik-tarik saat menjelang tidur. Payudaranya masih belum nampak mulai menumbuh. Untuk bagian bawah, vagina Lia sudah sedikit berubah.

Dulunya hanya seperti garis membujur, sekarang dari kemaluan Lia sudah mencuat bibir bibir berdaging, hal ini dikarenakan sudah sering kumasuki dengan batang kemaluanku tentunya, tetapi itu semua tidak mengurangi keindahan dan kemampuan empotnya (hisapan dan pijatan vagina).

Aku main tembak langsung saja kepada Lia, sebab aku tahu Lia sudah sangat berpengalaman sekali untuk hal beginian. Kupagut bibir Lia, tanganku memainkan puting susu dan liang nikmatnya, Lia sudah cepat sekali terangsang, kulepaskan pagutanku, lalu kuciumi puting susunya.
Kuhisap bergantian, kiri dan kanan. Anna, Indah dan Devi melihat caraku memainkan tubuh telanjang Lia, napas mereka bertiga mulai memburu, rupanya nafsu ingin ikut merasakan telah menghinggapi mereka.

Sekian lama kuciumi dan hisap puting susu mungil yang sudah lumayan membenjol besar itu, aku memang sangat suka sekali menetek dan menghisap puting susu, terlebih bila melihat ibu muda sedang menyusui bayinya, ouw, pasti aku langsung terangsang hebat.
Setelah puas kuberkutat di puting susu Lia dengan ciuman dan hisapan mulutku, kualihkan ke liang senggama Lia, kalau dahulu Lia tidak bisa menahan puncak orgasmenya, sekarang sudah sedikit ada kemajuan.

Kuhisap dan kuciumi liangnya, Lia masih bisa menahan agar tidak jebol, tidak lama aku merasakan Lia sudah bergetar, kupikir jika aku terlalu lama menghisap lubang senggamanya, Lia pasti tidak akan kuat lagi menahan cairan maninya keluar, maka langsung saja kumasukkan batang kemaluanku yang sudah sangat tegang itu ke lubang kenikmatan Lia.
Aku tidak merasa kesulitan lagi untuk memasuki lubang vagina Lia, sudah begitu hapal, maka semua batang kemaluanku amblas ke dalam lubang senggama Lia.

Anna, Indah dan Devi melihat dengan sedikit melotot seolah tidak percaya batang kejantananku yang hitam, panjang dan sedemikian besarnya bisa masuk ke lubang senggama teman mereka, yaitu Lia. Mereka bertiga mendesah-desah aku merasa mereka sudah ingin sekali merasakan lubang kenikmatan mereka juga diterobos batang kejantananku.
Aku menggerakan maju mundur, mulai dari perlahan lalu bertambah cepat, kemudian berganti posisi, berulang kali sekitar 15 menit.

Aku sudah merasakan Lia akan mencapai puncak orgasmenya. Betul saja, tidak lama kemudian, Lia memelukku erat dan dari dalam lubang surganya aku merasakan ada semprotan yang keras menerpa kepala kejantananku yang berada di dalam lubang vaginanya.
Banyak sekali Lia mengeluarkan cairan mani, Lia terkulai lemas, batang kejantananku masih gagah dan kokoh, memang aku sengaja untuk tidak menguras tenagaku berlebihan, target tiga vagina perawan yang menanti harus tercapai.

Lia kusuruh istirahat, Lia langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan sekaligus beristirahat, selanjutnya kutawarkan ke Anna, Indah, dan Devi, siapa yang mau duluan. Sejenak mereka bertiga sepertinya ragu, lalu akhirnya Anna yang mengajukan diri untuk mencoba.
“Bagus Anna, kamu berani deh.” pujiku kepada Anna.
Tanpa berlama-lama, kusuruh Anna untuk membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya, langsung saja Anna melakukan apa yang kusuruh, aku memandangi Anna yang mulai melepas pakaiannya satu persatu, sampai akhirnya telanjang bulat.



Tubuh Anna putih bersih, apa yang tadi membuatku penasaran sudah terobati, puting susu Anna kunilai aneh, payudaranya memang belum tumbuh, akan tetapi puting susunya itu membenjol lumayan besar. Bentuknya unik dan baru kali ini aku melihatnya, bentuknya mengerucut tumpul, puting susu dan lingkaran hitam kecoklatannya menyatu dan meninggi.
Kata kamus ilmiah, puting susu berbentuk seperti ini langka sekali dan kualitas sensitifnya sangat tinggi, bisa dikatakan sangat perasa sekali. Sedangkan vaginanya masih berupa garis, dengan bagian sisinya sedikit membukit. Sepertinya vagina ini kenyal sekali dan super enak. Tidak sabar rasanya kuingin segera merasakannnya.

Aku langsung menciumi bibir Anna yang sensual itu, kupagut dengan mesra. Tanganku bergerak mengusap puting susu unik milik Anna. Benar saja, begitu telapak tanganku mengusap puting susunya, Anna merasa sangat terangsang.
“Ouwww… Oommm… enak sekali Oom..” Anna mengomentari apa yang dirasakannya.
Aku merasakan puting susu Anna mulai menegang. Segera saja kulepaskan pagutanku di bibir Anna, aku merasa senang, rupanya Anna telah tanggap dengan apa yang kumau, dengan tangannya sendiri menjepit puting susunya dan menyodorkan kepadaku.

Maka dengan rakusnya, mulailah kuciumi dan kuhisap, Anna berkali-kali menjerit kecil. Rupanya puting susu Anna sangat perasa, tanganku tanpa sadar menyentuh kemaluan Anna, ternyata vagina Anna sudah basah dan banyak juga cairan maninya yang merembes keluar. Aku terus saja menyusu dan mengempot puting susu Anna, kiri dan kanan bergantian.
“Oomm… Anna kok seperti mau pipis nih… Ada sesuatu yang mau keluar dari memek Anna nih…” Anna mengungkapkan apa yang akan terjadi.
“Tahan dikit dong…” jawabku.

Mendengar hal ini, kulepaskan hisapanku dari puting susu Anna, lalu mulutku beralih ke liang senggama Anna. Secara otomatis, Anna sudah mengangkangkan kedua kakinya, aku mencium aroma dahsyat dari liangnya Anna. Sungguh legit. Vagina Anna merah sekali dan sudah mengkilap, kujilati kemaluan yang basah itu, selanjutnya kuhisap dalam-dalam. Anna rupanya mengelinjang liar karena merasa nikmat.

“Oomm… Anna udah ngga kuat lagi nihhh… aahhh…” jerit Anna seiring dengan tubunnya yang menegang.
Saat itu, mulutku masih menghisap lubang kemaluan Anna, aku merasakan ada sesuatu yang menyemprot, rasanya asih dan gurih. Inikah cairan mani Anna karena sudah mencapai orgame pertamanya, tanpa pikir panjang kutelan saja cairan mani itu, kujilati dengan rakus. Kulihat juga buah klitoris Anna yang kecil mencuat berdenyut-denyut. Aku sendiri merasakan sudah akan mencapai puncak orgasmeku.

“Anna.. Oom mau masukin titit Oom ke lubang memek Anna nih..” aku meminta ijin kepada Anna.
“Ya Oom, masukin saja, ayo dong cepat…” Anna rupanya sudah tidak sabar lagi ingin merasakan batang kejantananku memasuki lubang surganya.

Kuarahkan kepala senjataku ke lubang senggamanya Anna, Anna tanpa diminta memegang batang kemaluanku dan membimbingnya memasuki lubang kemaluannya. Surprise, insting Anna hebat juga nih pikirku, tanpa kesulitan, lubang vagina yang sudah banjir dengan cairan mani itu menerima kepala kemaluan dan batang kemaluanku.
Lumayan sempit juga, untungnya tertolong oleh cairan mani dan pengertian Anna membimbing masuk batang kemaluanku sehingga aku tidak kerepotan saat memasukannya.

“Blusss…” kutekan sepenuhnya, aku maju mundurkan dengan segera, perlahan, lalu cepat.
Aku merasa akan mencapai klimaksku, hisapan vagina Anna sungguh dahsyat. Ini yang membuatku tidak kuat menahan cairan maniku untuk lama keluar. Anna memang kuat sekali, aku merasakan Anna berkali-kali menyemprotkan cairan maninya, mungkin ada lima kali lebih, akan tetapi Anna masih mampu mengimbangi gerakanku, hebatnya lagi, goyangan pantatnya. Oh edan, akhirnya aku merasa tidak kuat menahan lagi, kulihat Anna pun sudah akan mencapai orgasme puncaknya.
“Anna.. kita sama-sama keluarkan yaaa.. please sayang..” pintaku sambil sekuat tenaga menahan.
“Iiiiyaaa.. Oommm.. sekarang yaaa…” Anna berkata dengan bergetar.

Aku mengeram, tubuhku menegang, tubuh kecil Anna yang kutindih, kupeluk erat sekali.
“Crottt… crrruttt… aaahhh.. seerrr…” kukeluarkan cairan mani puncak orgasmeku di dalam lubang kemaluan Anna yang sempit itu.

Karena banyaknya cairan mani di dalam lubang senggama Anna, lubang kelamin itu tidak bisa menampung semua, maka merembes dengan derasnya cairan mani itu keluar dari lubang senggama, cairan maniku yang bercampur dengan cairan mani Anna. Kucabut batang kemaluanku yang masih cukup tegang dari lubang kemaluan Anna, batang kejantananku sangat mengkilap, seperti habis di pernis.

Indah dan Devi, tanpa sepengetahuanku ternyata telah telanjang bulat, rupanya mereka berdua tidak tahan melihat pergulatanku yang cukup lama dengan Anna. Memang kuakui Anna sangat kuat, cewek tomboy ternyata benar-benar hebat permainan senggamanya.
Apa yang dikatakan orang memang bukan isapan jempol, aku sudah membuktikannya hari ini lewat gadis kecil bernama Anna. Kupikir jika gadis tomboy yang sudah matang pasti akan lebih kuat lagi.

Kulihat juga Lia sudah selesai membersihkan badan dan sekarang dengan penuh pengertian sibuk di dapur untuk membuat makanan. Anna yang masih terkulai lemas, kusuruh untuk mandi dulu dan istirahat, lalu setelah itu kusuruh juga untuk membantu Lia di dapur.
Indah dan Devi dengan telanjang bulat telah menghampiriku, dari pandangan mata mereka seolah meminta giliran. Aku sebenarnya merasa kasihan, aku masih cukup lelah untuk memulainya lagi. Kupikir kalau kubiarkan mereka terlalu lama menanti, pastilah akan membuat mereka kehilangan gairah nantinya, akhirnya kuminum obat yang kubeli tadi di apotik.

Kuminum 6 pil sekaligus, reaksi obat ini sangat cepat, badanku merasa panas. Melihat tubuh-tubuh kecil telanjang bulat milik Indah dan Devi, batang kemaluanku yang tadinya loyo sekarang tegang dan mengacung-ngacung, gairahku lebih membara lagi.

Indah seingatku tadi masih menggunakan pakaian lengkapnya, sekarang sudah telanjang bulat, sungguh aku mengagumi tubuhnya, payudaranya sedikit menumbuh dan membukit, puting susunya kecil, mungil, coklat kehitaman telah menegang sehingga meruncing, lubang kemaluannya pun kulihat sudah basah menunggu penantian.

Lalu Devi, yang juga tadi masih kulihat berpakaian lengkap, sekarang telah telanjang bulat pula. Devi memang lain sendiri dibandingkan Anna, Lia dan Indah, mungkin karena masih keturunan India, akan tetapi Devi juga yang paling muda sendiri.

Usianya selisih satu tahun lebih muda dibandingkan Anna, Indah maupun Lia. Jelas sekali dengan kurun usia relatif sangat muda, pertumbuhan payudaranya belum ada sama sekali, puting susunya juga belum menampakkan benjolan yang berarti, masih rata dengan dada.

Tetapi karena terangsang, rupanya menjadi sedikit meruncing. Lalu vaginanya pun masih biasa saja, kesimpulanku Devi masih imut sekali. Mungkin satu tahun ke depan baru ada perubahan, aku sebenarnya tidak tega untuk menerobos keperawanannya sekarang, tetapi apa komentarnya nanti, pastilah dikatakan olehnya tidak adil, bahkan yang kukuatirkan adalah Devi nantinya akan marah dan cerita tentang hal ini kepada orang lain.

Dalam waktu yang bersamaan, kurengkuh dua gadis kecil itu sekaligus. Kupagut bibir Devi, kuciumi leher dahi dan tengkuknya. Devi merasa enak dan geli, sedangkan Indah, puting susu dan payudaranya kuusap-usap dengan tanganku, payudaranya yang sudah cukup membukit menjadikan tanganku bisa meremasnya.

Indah mendesah keenakan. Aku minta ke Indah untuk memijat-mijat batang kemaluanku, ternyata Indah pandai juga memijat. Batang kejantananku semakin menegang. Pijatan Indah sungguh enak sekali, apalagi remasan tangganya di buah kejantananku.
Selanjutnya, kulepaskan pagutanku di bibir Devi, kulanjutkan dengan menghisap puting susu Devi yang meruncing kecil. Devi menggelinjang keenakan, kujilati dan kubuat cupang banyak sekali di dada Devi, sampai akhirnya aku beralih ke liangnya Devi yang sangat imut, kemaluan ini sama seperti kepunyaan anak-anak kecil yang sering kulihat mandi di sungai.

Tetapi, ah masa bodo. Devi kegelian ketika kumulai menciumi, menjilat dan menghisap vaginanya itu. Kukangkangkan kedua kaki Devi, maka terkuaklah belahan kemaluan dengan lubang yang sangat sempit. Jika kuukur, lubang kemaluan itu hanya seukuran pulpen kecil. Aku sempat gundah, apakah batang kejantananku bisa masuk? Tetapi akan kucoba, kuyakin lubang surga itu kan elastis, jadi bisa menampung batang kemaluan sebesar apapun.

Devi merasa sangat keenakan ketika kumainkan kemaluannya, berkali-kali Devi orgasme. Cairan maninya sungguh wangi. Setelah puas memainkan vagina Devi, kuminta Devi bersiap, sedangkan Indah kusuruh berhenti memainkan buah zakar dan batang kemaluanku.

Lalu kupagut bibir Indah sebentar, kemudian kuciumi leher dan tengkuknya. Indah mendesah, tidak berapa lama, kuberalih ke payudara dan puting susu Indah. Kuciumi dan hisap dengan penuh nafsu, payudara yang baru membukit itu kuremas-remas dengan gemas.
Puting susunya yang kecil itu kuhisap dan kusedot. Aku menyusu cukup lama, vagina Indah yang sudah basah pun tidak luput dari hisapanku. Devi sudah menunggu-nunggu, menantikan batang kemaluanku memasuki lubang nikmat kecilnya.

Segera saja kuselesaikan hisapanku di lubang kemaluan Indah. Kurasa dengan lubang kemaluan Indah, aku tidak akan merasa kesulitan, lubang kemaluan Indah kunilai sama dengan punya Anna dan Lia waktu pertama kali dimasuki batang kejantananku. Yang kupikir, kesulitannya adalah lubang vagina Devi, selanjutnya kusuruh Indah untuk bersiap-siap juga.

Kuludahi batang kemaluanku agar licin, lalu kuarahkan perlahan kepala kemaluanku itu ke lubang surganya Devi. Kutekan sedikit, meleset, kuposisikan lagi, tekan lagi, tetap saja meleset, tidak mau masuk. Untunglah Anna dan Lia datang, mereka berdua tanggap dengan kesulitan yang kuhadapi. Lia dengan sigap menepiskan kedua sisi vagina Devi dengan kedua sisi telapak tangannya.

Lubang senggama Devi bisa terkuak, kucoba masukkan lagi, ternyata masih meleset juga, Anna yang melihat hal itu tanpa ragu-ragu juga ikut turun membantuku. Anna mengulurkan jari tanggannya, memijat bagian atas dan bawah lubang senggama Devi, sehingga secara elastis lubang kemaluan Devi bisa lebih terkuak sedikit. Aku berkonsentrasi memasukkan kepala kejantananku ke lubang senggama Devi itu.

Kepala kemaluanku dengan sedikit kupaksakan, bisa masuk ke lubang surganya Devi, kutahu Devi merasa kesakitan. Devi hanya meringis dan dari sudut matanya meleleh air matanya. Indah yang dari tadi menunggu giliran lubang senggamanya ditembus batang kejantananku, karena mengetahui bahwa aku mengalami kesulitan, akhirnya ikutan pula membantuku memuaskan Devi.

Tanpa malu-malu, Indah menyodorkan puting susunya ke mulut Devi, layaknya ibu kepada bayinya yang minta susu. Devi mengulum puting susu Indah dengan kuat. Indah merasakan kalau puting susunya digigit oleh Devi, Indah diam saja, hanya sedikit menyeringai, menahan sakit tentunya.
Aku menekan terus, sehingga sudah separuh batang kejantananku masuk ke dalam lubang senggama Devi. Kepala kemaluanku bagaikan disetrum dan dihisap oleh suatu tenaga yang luar biasa mengenakan. Kutekan sekuat tenaga, dan “Blusss…”

Masuknya seluruh batang kejantananku ke dalam lubang kemaluan Devi diiringi dengan dua jeritan. Yang pertama adalah jeritan Devi sendiri karena merasa sakit dan enak, matanya sampai meram melek, kadang membelalak. Satunya lagi adalah jeritan Indah, sebab tanpa Devi sadari, Devi telah menggigit keras puting susu Indah yang masih dikulumnya itu.

Anna dan Lia hanya tersenyum-senyum saja, kubiarkan batang kejantananku membenam di dalam lubang senggama Devi. Kurasakan empotan-empotan vagina Devi. Setelah sekian lama aku menikmati, kumundurkan pantatku, ternyata bibir kemaluan Devi ikut tertarik.
Bibir kemaluan Devi mengikuti gerakan pantatku, begitu aku mundurkan maka bibir kemaluan Devi akan mencuat ke atas karena ikut tertarik. Sebaliknya, jika kumajukan lagi pantatku, maka bibir kemaluan Devi pun ikut mencuat ke bawah dan terbenam. Sungguh fantastis, aku tidak menyesal merasakan enaknya yang luar biasa.

Kupercepat gerakan maju mundurku, semakin lama aku merasakan lubang senggama Devi membasah dan membanjir. Lorong lubang vagina Devi pun semakin licin, tetapi tetap saja sempit, sampai akhirnya Devi terkuras tenaganya dan tidak bisa mengimbangiku mencapai puncak kenikmatan. Tubuh Devi berkali-kali menegang.

“Oommm… Devi pipis lagi… ahhh…” desahnya.
Cairan mani putih dan hangat milik Devi merembes deras keluar dari celah-celah lubang kemaluannya yang masih disumpal oleh batang kejantananku.
Devi sudah lelah sekali, aku pun sudah mulai bergetar pertanda puncakku pun sudah dekat, maka kucabut saja batang kemaluanku dari lubang senggama Devi.
Begitu kucabut, terdengar bunyi, “Ploppp…” seperti bunyi batang pompa dikeluarkan dari pipanya.
Devi kusuruh istirahat, ternyata Devi suka menyusu juga, karena puting susu Indah ternyata masih dikulumnya. Devi manja tidak mau melepaskan, sampai akhirnya, Anna yang sedang duduk-duduk berkata.

“Eh Vi… udah dong neteknya, kasihan tuh Indah, kan sekarang gilirannya dia.” Anna mengingatkan,
“Besok-besok kan masih bisa lagi…” tambah Anna.
“Iya-iya… aku tahu kok…” Devi akhirnya menyadari, lalu melepaskan puting susu Indah dari mulutnya.

“Vi… nih kalo mau… puting susuku juga boleh kamu isepin sepuasnya…” ujar Anna sambil memijat-mijat sendiri puting susunya yang membenjol paling besar sendiri.
Devi mau saja memenuhi ajakan Anna, maka kulihat Devi begitu rakusnya mengulum dan menyedot puting susu Anna. Kadang Devi nakal, menggigit puting susunya Anna, sehingga Anna menjerit kecil dan marah-marah.

Setelah lepas dari Devi, Indah kemudian menempatkan diri dan bersiap-siap. Indah mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, sehingga terkuaklah lubang senggamanya yang sudah cukup basah karena cairan mani yang meleleh dari dinding di lubang vaginanya.

Betul juga, aku berusaha tanpa melalui kesulitan, berhasil memasuki lubang senggama Indah, seperti halnya aku pertama kali menerobos lubang kemaluan Lia dan Anna. Kumasukkan batang kejantananku seluruhnya ke dalam lubang kenikmatan Indah.
Indah menahan perih, karena keperawanannya baru saja kutembus. Tetapi karena sudah sangat bernafsunya, maka rasa perih itu tidak dirasakannya lagi, yang ada hanyalah rasa enak, geli dan nikmat. Indah meram melek merasakan adanya batang kejantananku di dalam lubang senggamanya.

“Oom Agus, gerakin dong…” Indah memintaku untuk segera memulai.
“Baik Indah, Oom minta Indah imbangi Oom ya…!” Indah tidak menjawab tetapi hanya manggut-manggut.

Kumulai saja gerakan maju mundur pantatku, batang kemaluanku masuk dan keluar dengan leluasanya, pertama dengan perlahan dan kemudian kupercepat. Indah sudah banyak belajar dari melihat langsung permainanku tadi dengan Lia, Anna, maupun dengan Devi. Indah memutar-mutar pantatnya sedemikian rupa. Aku merasa kalau Indah yang pendiam ternyata mempunyai nafsu yang besar. Kurasa Indah akan lebih kuat mengimbangiku.

Betul juga dugaanku Indah memang kuat juga, setelah hampir seperempat jam kuberpacu, Indah masih belun juga mengeluarkan cairan maninya, sedangkan aku sendiri memang masih bisa menahan puncak orgasmeku, disebabkan aku telah minum obat dopping 6 pil sekaligus.
“Ayoooo Oomm… Indah merasa enakkk… terusiiinnn…” Indah kembali meracau.
Kuteruskan memacu, aku heran, kenapa Indah bisa selama ini, padahal Indah baru pertama kali merasakan nikmatnya senggama.

“Indah… kamu kok kuat sekali sih…?” tanyaku sambil terus memacu.
“Ini berkat obat Oom lhoooo…” jawab Indah bersemangat sambil memutar-mutarkan pantatnya ke kiri dan ke kanan, sedangkan kedua tangannya meremas-remas payudaranya sendiri dan sesekali menarik-narik puting susunya yang masih menegang.
Aku kaget juga mendengar pengakuan Indah, sampai aku berhenti melakukan gerakan. Ternyata Indah meminum obatku juga, jelas saja.
“Kok berhenti Oom… gantian Indah yang di atas ya?” kata Indah lagi.

Aku diam saja, kami berganti posisi. Kalau tadi Indah dalam posisi aku tindih, sekarang Indah yang berada di atas dan menindihku. Indah menaik-turunkan pantatnya, maju mundur, perlahan dan cepat, kadang berposisi seperti menunggang kuda, liar dan binal.
Permainan dalam posisi Indah di atas dan aku di bawah, ternyata menarik perhatian Lia. Dari tadi Lia memang hanya melihat pergulatanku dengan Indah.
“Oom Agus… masa sih kalah sama Indah…” sindir Lia kepadaku.

“Ngga dong… tenang saja Lia…” jawabku membela diri.
Kulihat juga Devi rupanya menyudahi kegiatan menyusunya dari puting susu Anna. Mereka bertiga rupanya tertarik menontonku. Kadang berkomentar yang membuatku tersenyum.
“Yaccchhh… Oom Agus ngga adil… Oom Agus curang, sama Indah bisa selama ini, sama Anna kok cepet sekali.” Anna memprotes.
“Lho, kan Anna tadi sudah kecapean, maka Oom suruh istirahat, dan cuma Indah sendiri yang belon capek nih…” lanjutku.

Indah sudah berkeringat banyak sekali, aku merasakan ada cairan hangat yang merembes di batang kejantananku. Aku sendiri mulai merasa adanya desakan-desakan dari pangkal kemaluanku.
“Oomm… Indah udah ngga kuat nahannya nih… sshh heehh…” kata Indah sepertinya menahan.
Mendengar ini, langsung saja kuganti posisi lagi. Aku kembali di atas dan Indah di bawah, kupercepat gerakanku sampai maksimal.

“Oommmm… Indahhh… aaakkkhhhh… hekkksss aahhh…” Indah menjerit histeris.
Tubuhnya menegang dan memelukku dengan erat, rupanya Indah telah mencapai puncak nikmatnya, dari dalam lubang senggamanya menyemprot berkali-kali cairan maninya yang hangat menyiram kepala kejantananku yang masih berada di dalam lubang vaginanya.

Lubang kemaluan Indah dibanjiri oleh cairan maninya sendiri, becek sekali vagina Indah. Batang kejantananku sampai terasa licin, sehingga menimbulkan bunyi berdecak. Indah sudah tidak bisa mengimbangiku, padahal aku dalam keadaan hampir sampai, katakanlah menggantung.

Mimpi Indahku

Kucabut saja batang kemaluanku dari lubang senggama Indah, lalu kutarik Devi yang sedang duduk bengong, kusuruh Devi tidur telentang dengan kaki di kangkangkan. Devi tahu maksudku. Segera saja Devi melakukan apa yang kusuruh. Anna dan Lia langsung riuh berkomentar.
“Yacchhh Oom Agus, kok Devi sih yang dipilih…” rungut Anna.

Sedangkan Lia hanya tersenyum kecut sambil berkata, “Ayoooo Oomm… cepetan dong… habis ini kita makan… Lia udah buat capek-capek tadi.” sambil menyuruhku menyelesaikan finalnya.

Aku seperti terhenyak. Segera saja kumasukkan batang kejantananku ke lubang senggamanya Devi yang masih merah. Beruntung sekali, lubang senggama itu masih basah oleh cairan mani, sehingga hanya dengan kupaksakan sekali saja langsung masuk.

Lubang kemaluan Devi yang begitu sempit memijat hebat dan menghisap batang kejantananku. Aku ingin menyelesaikan puncak orgasmeku secepatnya. Makin kupacu gerakanku. Devi yang tadinya sudah dingin dan kurang bernafsu langsung terangsang lagi. Tidak sampai lima menit, aku memeluk erat tubuh kecil Devi dan kumuncratkan cairan maniku di dalam lubang senggama Devi.

“Aaahhh… hiaaahhh… Cruuutttt… Crottt…”
Cairan maniku banyak sekali. Aku langsung lemas seketika. Batang keperkasaanku pun sudah mulai loyo, sungguh pergulatan yang hebat. Aku dikeroyok oleh empat gadis kecil dengan hisapan mulut senggamanya yang luar biasa.

Kucabut batang kejantananku dari lubang nikmatnya Devi. Kemudian kuajak Devi dan Indah mandi sekalian denganku. Habis mandi kami makan bersama, lumayan enak makanan buatan Anna dan Lia.
Setelah makan, aku mengevaluasi dan bercakap-cakap dengan gadis-gadis kecil itu. Ternyata Anna, Lia, Indah dan Devi masih bersemangat dan mereka mengajakku melakukannya lagi. Aku terpaksa menolak, kelihatan sekali mereka kecewa.

Untuk mengobati rasa kecewa mereka, kuberikan kepada mereka kaset BF tentang lesbian untuk ditonton. Isi ceritanya tentang hubungan badan wanita dengan wanita yang saling memberi rangsangan. Aku hanya mengawasi saja, sampai akhirnya mereka mempraktekkan apa yang baru saja mereka tonton.

Aku dikelilingi oleh gadis-gadis kecil yang haus sex. Besok harinya, kebetulan adalah hari minggu, aku memuaskan gadis-gadis kecil itu dalam berolahraga senggama, sampai aku merasa sangat kelelahan, sehari minggu itu aku bercinta dengan gadis-gadis kecil. Betul-betul enak.

Kejadian ini berlangsung lama. Aku lah yang membatasi diri terhadap mereka, sampai akhirnya mereka mengalami yang namanya masa datang bulan, dan mereka juga mengerti kalau apa yang kusebut olahraga ternyata adalah hubungan sex yang bisa untuk membuat adik bayi, tetapi mereka tidak menyesal. Jadi jika akan melakukan senggama, kutanyakan dulu jadwal mereka. Aku tidak ingin mereka hamil. Anna, Lia, Indah maupun Devi akhirnya mengetahui kapan masing-masing akan mendapatkan jatahnya.



Setelah mereka berempat duduk di bangku SMU kelas 2, bisa dikatakan telah beranjak dewasa dan matang, begitu juga umurku sudah menjadi 36 tahun. Aku sudah menjalin hubungan serius dengan wanita rekan sekerjaku, lalu aku menikahinya dan aku membeli rumah sendiri, tidak lagi kost di tempat Lia. Anna, Lia, Indah dan Devi pun sudah mempunyai pacar, tetapi mereka tidak mau melakukan hubungan senggama dengan pacarnya. Mereka hanya mau berbuat begitu denganku saja.

Karena aku sudah beristri, mereka pun memahami posisiku. Hubunganku dengan mereka tetap terjalin baik. Istriku juga menganggap mereka gadis-gadis yang baik pula, aku pun berterus terang kepada istriku mengenai apa yang sudah kualami bersama gadis-gadis itu.

Istriku memakluminya, aku sangat mencintai istriku. Akan tetapi istriku kurang bisa memenuhi kebutuhan seksku yang memang sangat tinggi. Karena istriku mengetahui kekurangannya, lalu istriku yang bijaksana mengijinkan Anna, Lia, Indah, dan Devi untuk tetap bermain seks denganku.

Pernah dalam semalam, aku melayani lima wanita sekaligus, Anna, Lia, Indah, Devi dan istriku sendiri. Dari keempat gadis kecil itu, yang paling sering menemaniku dan istriku bersenggama hanyalah Anna dan Lia. Untuk Anna, disebabkan selain orang tua dan kakak Anna tidak tinggal di kota ini, Anna takut tinggal sendiri di rumah besarnya.

Hampir tiap hari Anna menginap di tempatku. Untunglah para tetanggaku mengira kalau Anna adalah keponakan istriku. Sedangkan Lia, masih tetap seperti dahulu, papanya bekerja di ibukota dan mamanya masih bekerja di otomotif, kadang justru tidak pulang, jadi jika begitu, Lia ikut pula menginap di rumahku. Tante Linda masih percaya penuh kepadaku. Walaupun sepertinya mengetahui hubunganku dengan anak gadisnya, aku santai saja.

Tuesday, March 26, 2019

Walaupun Cuma penjual telur, tapi meki Sumi baunya harum


Gairahku

Aku tinggal di dekat pasar tradisional, Rumahku tepat di belakang kios-kios yang ada di pasar itu, Salah satu kios yang tepat di depan rumahku adalah kios penjual telur ayam. Bik Sari, begitulah biasa kami memanggil penjual telur itu. Dia dari Madura, dan dibantu oleh anaknya, Sumi.


Sumi berumur 25 tahunan, sudah bersuami dan punya seorang anak berumur 3 tahun. Body montoknya sangat menawan. Dengan tinggi sekitar 165cm dan ukuran toket 36 C (taunya belakangan setelah tersingkap :P) membuat sempurna penampilannya yang ditunjang dengan wajah yang lumayan manis. Jujur saja, aku sangat sering membayangkan tubuh moleknya ada dalam dekapanku. Setiap kali berangkat kerja, aku selalu menyempatkan diri memandang Sumi yang selalu mengenakan kaos ketat saat menjaga kiosnya, dan itu membuat selangkanganku seringkali berontak, kalau gak cepat-cepat berlalu dari hadapannya…



Kemarin pagi aku bolos ke kantor. Sementara istriku sudah berangkat bekerja, aku pakai waktu pagiku dengan mencuci motor merahku setelah beberapa hari malas kubersihkan karena hujan turun terus menerus. Sambil memandikan motor, sesekali aku curi2 pandang ke arah Sumi, khususnya ke arah toket jumbonya… Beberapa kali sempat ketahuan kalo aku sedang curi2 pandang, dan aku hanya melempar senyum untuk menutupi kemaluan.. eh rasa maluku.

Tak berapa lama kemudian aku lihat Sumi beranjak menuju toilet umum. Tapi gak lama kemudian, dia kembali dan terlihat gelisah dan wajahnya pucat seperti menahan sesuatu. Dan dia akhirnya celingak-celinguk di tepi jalan belakang kiosnya, yg otomatis berada di depan rumahku. Karena penasaran, aku tanya ke Sumi

“Kenapa, Sum?” tanyaku
“Anu, mas. Kebelet, tapi toiketnya penuh,” jawabnya tanpa malu-malu, karena kami juga udah kenal lama.
“Trus kamu mau ke mana? Mau kencing di pinggir jalan ya?” godaku.
“Ih mas ini, ya gak lah. Aku mau pulang, nunggu becak,” jawabnya.
“wheleeh… kamu pake kamar mandiku aja lho, daripada keluar di becak,” kataku menawarkan jasa.. sambil mikir strategi buat ngintip..
“Gak apa2 ya mas?” tanyanya. “udah, daripada keburu keluar… cepet masuk,” kataku.

Kisahku

Dan dia pun segera masuk ke rumahku, dan aku tunjukkan kamar mandiku. Setelah mengantarnya, aku keluar untuk memastikan situasi di luar tidak sedang ramai. Setelah yakin dengan perkiraanku bhw saat Sumi masuk tidak ada orang yang melihat, maka aku masuk ke rumah dalam rangka mengintip. Pintu pagar pun aku tutup.

Hampir saja aku kecewa… karena saat mendekati kamar mandi, aku dengar Sumi sudah menyiramkan air, tanda tuntasnya hajat yg tertahannya. Kentang nih, pikirku…. Tapi tiba-tiba terdengar, “gedebuuuk… klothaaak… aaaauuuuuuwwwww…” Rupanya Sumi terpeleset dan jatuh di kamar mandi. Spontan aku ketuk pintu kamar mandi, dan bertanya “Kenapa, Sum?” Dia menjawab, “aduh mass… aku kepeleset.. sakit banget dengkulku.” Tak lama kemudian, dia membuka pintu, sambil terpincang-pincang memegangi lututnya yg terlihat merah memar.

Dia terhuyung-huyung. Aku kasihan melihatnya, dan bantu memapahnya. Dia gak menolaknya. Aku peluk pinggulnya dengan tangan kananku dan membimbingnya ke ruang tengahku. Karena dia terpincang-pincang, tanpa sengaja gerakan tubuhnya naik turun, dan saat itu pula tanganku terasa menyentuh toket jumbonya, meskipun masih dari luar kaosnya. Tanpa disadari, saat kupapah, sebagian kaosnya tersingkap, dan menampakkan betapa putih dan mulus kulit Sumi,



Sampai di ruang tengah, Sumi minta duduk di karpet sambil bersandar di sofa untuk meluruskan kakinya yg memar. Nah, saat mau duduk inilah aku manfaatkan kesempatan untuk meremas toketnya ketika aku membantunya duduk dengan memapahnya dari belakang. Seolah gak kusengaja, saat dia melorotkan tubuhnya, dan tanganku mulai sampai di wilayah toketnya, kusempatkan utk sedikit meremasnya. Dan Sumi pun melenguh… “uuhh…” aku gak tau itu lenguhan karena remasanku atau karena sakit di lututnya. Bodo amat ah… yg penting aku bisa merasakan betapa kenyal dan kencangnya toket jumbo Sumi.

Aku mengambilkan air minum untuk Sumi sambil menawarkan menggosoknya dengan minyak gosok yang aku punya. Dan Sumi menerima tawaranku. Aku ambilkan minyak gosok dan sekaligus menawarkan diri utk menggosokkan dan mengurut kakinya. Dia mau saja. Dan mulailah ritual pijit memijit, walau sebenarnya cuma mengelus dan mengusap… hehehehe… Karena khawatir Bik Sari curiga dengan kepergian Sumi, aku bertanya, “kamu tadi pamit ke mana sama bik Sari?” Sumi menjawab, “aku pamit pulang.” “o, ya sudah. Takutnya ntar dicari,” jawabku.

Dari situ, kami mulai perbincangan dengan gombalanku…
“Sum, kamu ternyata manis juga… bodymu bagus,” kataku menggombal. “Coba kalo kenalnya masih sama-sama bujang, pasti tak pacari kamu.”
“ah.. sampeyan bisa aja mas,” kata Sumi, sambil meringis saatku usap bagian yg memar.
“Iya, bodymu mantap, susumu joss, bokongmu semok… hehehe…,” kataku, “pasti suamimu puas banget itu…”

Sumi makin tersipu malu. “Ngomong apa sampeyan itu mas…” “Lho, ya ngomong soal suami istri… kan udah tau sama tau urusan itu kan…?” kataku. Dan tanpa sadar, aku mulai hanyut.. saat memandang wajah Sumi yang tak berapa jauh dari wajahku sambil mengurutnya eh mengelus kakinya. Makin manis di pandanganku. Lama-lama pandanganku turun ke arah dadanya.. dan terpaku di sana, sambil tanganku terus mengelus betisnya.

Tak terasa, tanganku telah beralih ke atas lututnya dan menarik ke atas legging hitam ketat yang dipakainya, dan mengelus2 bagian itu sambil terus memandang dadanya. Tiba-tiba Sumi mengagetkan aku… “hayo.. lihat apa?” Kujawab spontan “penasaran dengan isi di dalamnya” Dia pun memukul lenganku. Aku tertawa saja, sambil terus mengelus pahanya, sambil tangan kiriku memijit2 pangkal pahanya dari luar celananya.

Malam Jumatku

Cukup lama kami berdiam diri, sambil aku terus mengelus pahanya, alih-alih mengurut. Tiba-tiba Sumi bergumam.. “emmmhhh….” Aku terkejut dan bertanya, “kenapa Sum? Sakit?” Dia menjawab, “gak apa-apa mas” sambil nafasnya agak tersengal dan matanya mulai sendu. Aku tahu dia mulai horny akibat elusanku. Segera saja wajahku mendekat ke wajahnya dan mencium bibirnya. Sumi membalas dengan lembut. Aku menghentikan aktifitas tanganku di pahanya, dan beralih ke dadanya. Kuremas lembut toket jumbonya…

“Uuuuggghhh…. sssshhhhhh enak masssss” rintih Sumi. Aku pun tak menghentikan ciumanku sambil menyusupkan tanganku di balik kaosnya. Melingkari tubuhnya dan melepaskan kait Bhnya. Lalu tangan kananku sampai pada dua bukit kembar montok yg selama ini ku impikan… Kupilin putingnya yang tak seberapa besar.. dia makin kuat rintihannya… “masssss….. auuuggghh.. geliii.. nikmaatttt…”

Tak berlama-lama segera kuangkat kaos berikut BHnya. Tersembullah dua benda kenyal yang tegak mengacung dengan gagah di depanku. “wooowww.. susumu indah banget, Sum…,” kataku. Segera ku remas dua benda impianku itu, sambil mengarahkan bibirku mencumbu belakang telinga dan turun ke lehernya. Sumi hanya mendesah-desah sambil tangannya memelukku dan menyelusup ke dalam kaosku. Akhirnya kubuka kaosku. Kami berdua bertelanjang dada. Segera saja aku sapukan lidahku ke sekitar puting coklat muda Sumi, yang membuatnya makin mendesah sambil mengangkat pantatnya…

“Arrrggghhhhh… masssss…. terussss.. iseeeeph maaassssshhh….” Aku menuruti kemauannya.. aku jilat, hisap.. jilat, hisap bergantian yang membuat Sumi makin blingsatan. Tangannya menggapai-gapai mencari tongkat ajaibku… Dia berhasil menemukan dan merogoh celana boxerku, yg pagi itu sedang tidak berlapis CD.
“ooohh.. massssh… gede banget kontolmu.. tempikku gak muat massssh…” rintihnya.. Aku tak peduli.. aku sibuk menikmati kenyalnya susu Sumi. Aku belum puas….

Perlahan-lahan, aku arahkan tanganku ke dalam celana legging yang dipakainya. Sampailah jariku di rimba belantara milik Sumi yang sudah mulai becek… aku pijit-pijit bibir memeknya.. aku telusuri belahan bukit rimbunnya utk mencari sebiji kacang kenyal di dalamnya. Begitu ketemu, segera kupijit2 lembut butiran kenyal itu.. dan membuat Sumi makin blingsatan… “masssshhh.. kamu apain itilku….uuuuggghhhh… masssshhh… gak kuaattthh….???



Segera aku pelorot celananya, Sumi membantu mempermudah dengan mengangkat pinggulnya. Jadilah kami sama-sama bugil di ruang tengahku. Perlahan, Sumi aku baringkan di karpet, dia nurut aja sambil terus mengocok lembut joy stick-ku. Mulutku beralih dari toket ke perutnya hingga sampai ke memiawnya…. Sumi makin mendesah kencang saat hembusan nafasku menghangatkan memek tembemnya.

Kami mengambil posisi 69. Sumi segera meraih batangku dan memasukkan ke mulutnya… bibir dan lidahnya terasa lembut menyentuh palkonku.. hisapannya membuat aku beberapa kali mengejang… dan aku membalasnya dengan menjilat dan menyedot2 lubang kenikmatannya…. Walaupun Cuma penjual telur, tapi meki Sumi baunya harum karena dia rajin mengonsumsi jamu ramuan madura. Kujilat dan kuhisap2 bibir mekinya…. Kukunyah2 lembut clitorisnya.. dan ternyata itu membuat pertahanannya jebol

“massssshhh…. kamu apain itilku massssshhhh…. aku mau dapeeeetttth…. uuugggghhhhh….. sssshhhhh…” Dan, terasa betapa makin beceknya memeknya disiram dengan cairan orgasmenya. Sumi lemas sambil mendesis-desis keenakan. “aduuuhh masshh… enyaaakh…. udah lama aku gak beginian…hhhh…. sshhh..” “hah? Masak sih?” tanyaku. “iya mash… suamiku habis jatuh, kontolnya gak bisa ngaceng lagi..” kata Sumi…

“Oalah Suuuumm.. kasihan banget kamu.. eman bangeeet….. sini sekarang aku puasin… ,” kataku. “iyo massh… puasin aku…,” balas Sumi. Langsung saja aku kenyot lagi susu montok itu. “uuuggghhh… massshhh… ayo masssshh.. puasin akuuuu….” Sumi mengerang. Tangannya segera meraih dan mengocok kontolku. Aku sodorin ke mulutnya. Dijilat, dihisap dari palkon sampai sun hole-ku… membuat aku makin bergairah menggarap Sumi.

Mimpi Indahku

Setelah aku rasa cukup becek, segera aku arahkan kontolku ke memek Sumi… Sumi hanya mendesis-desis kenikmatan… Aku usap-usapkan palkon ke belahan meki Sumi… makin lama makin licin.. maka ku doronglah batangku sampai amblas seluruhnya… blleeeepppsssph… Gileeee… mekinya peret abiiiissss… emang bener kata orang, empot2 ayam Madura punya….“auuuughh…….. mmaassshhh…. seseeeeekkkhhhh…. gedhe bangeth kontol kamu masssshh…. punya bojoku gak segede iniiiihhh…. uuuughhh… ssshhh…” “enakh ya Sum…. tempik kamu peret dan legit Sum…. enak mana sama suami kamu..??” “enakh ini masshh… ayo masshh.. genjoth terussshh… puasin akuuuuhh.. sshhhh….” kata Sumi sambil matanya merem melek keenakan…

Setelah 10 menit, Sumi capek, minta ganti posisi. Tanpa melepaskan diri, kami berganti women on top. Sumi sedikit mengernyit kesakitan saat lututnya yg memar coba ditekuk karena dia ambil posisi jongkok. Namun itu tak lama karena kalah dengan kenikmatan yang dia terima akibat meki legitnya diobok-obok sama belalai gajahku.. hehehehe… Dalam posisi ini, jepitan dan empotan Sumi makin terasa memijat-mijat batangku. Dia menggoyang pinggulnya membuat kontolku berasa dipilin-pilin… kombinasi empotan, pijitan dan putaran membuatku hampir jebol… Aku mencoba bertahan…

Sumi terus bergoyang sambil mendesis-desis keenakan.. sampai akhirnya goyangannya makin tak beraturan… dan tiba-tiba dia melenguh…”uuggghhh… massss…. aku nyampe lagiiii….. heeeghhhh….” katanya sambil aku merasakan kontolku seperti dijepit ama besi… kenceng banget jepitannya… setelah beberapa kedutan, tubuhnya ambruk menindihku…. sambil berbisik.. “massh.. kamu kuat bangeth…. hhhuuuuffftttt…” aku Cuma tersenyum dan meremas2 pantatnya…

“Sekarang kamu puasin aku ya Sum?” Sumi hanya mengangguk. Aku ajak Sumi ambil posisi DS, tapi karena lututnya sakit, maka aku suruh berdiri nungging sambil berpegangan pada sandaran sofa.. Wuuuuiiihhhh…. seksi banget Sumi dalam posisi begini… Susunya gede menggantung namun tidak kendor.. meki tembemnya mencuat di sela paha dengan rona merah muda di antara bulu2 hitam… uuuhhh.. seksiiiii….



Tak lama, setelah aku sedot-sedot dan kocok dengan jariku, meki Sumi telah siap menerima tongkat ajaib pembawa nikmat…. Segera aku ambil posisi dan.. blllessshhhppph…. “uuggghhhhh….” Sumi melenguh ketika kontolku memasuki mekinya…. Genjot… genjot… sambil meremas2 susu Sumi yang seksi saat bergoyang-goyang karena genjotanku… makin menambah seksi…. Sekitar 10 menitan dalam posisi DS, aku merasakan meki Sumi berkedut-kedut lagi.. kayaknya mau orgasme yg ketiga kalinya.. maka kupercepat kocokanku di mekinya… Tak berapa lama kemudian , Sumi menjerit…” massssshhh… mau nyampe lagiiii….. ayo masssshhhh… genjooottthhh….” “iya Summmh…. aku juga udah mau nyampe… sssshhhh…. kita barengan yaaa… ,“ kataku.

“ayo mashhh…. gak kuat lagi mashhhh….mmmaaaashhhhhh….. uuuuffffttt…..” Sumi makin meracau. Pada saat yg sama, kontolku udah berdenyut-denyut pula. Kupercepat tempo kocokanku hingga akhirnyaaaa… “Suuuuuummmhhh… aku keluarrrrrrrhhhhh…..” kataku. “Semprot di dalam aja mash…. heeeeegghhh….” jawab Sumi sambil mengejang karena orgasmenya sudah sampai berbarengan dengan aku menyemprotkan spermaku beberapa kali…Dalam posisi begitu, aku masih merasakan kedutan dan pijitan yg luar biasa dari meki legit Sumi. Sambil menunggu kontolku mengecil, tetap saja kutancapkan di meki Sumi sambil terus meremas-remas toket idamanku…. Dan akhirnya plooph.. kontolku sudah mengkerut karena puas.. hehehe….

Lalu kami bersih2 diri di kamar mandi, hanya saling gosok saat menyabuni. Tidak main lagi, karena takut Sumi ditunggu Bik Sari yang pastinya bersiap pulang karena hari sudah menjelang siang. Tak terasa satu jam lebih kami bergumul. Aku pergi ke jalan untuk kembali melihat situasi. Karena sudah agak siang, jalanan di depan rumah sudah mulai sepi, maka aku beri kode pada Sumi untuk keluar dan kembali ke kiosnya. Aku gak tau apa alasan Sumi pada bik Sari, yg penting aku tau satu hal, Sumi dan aku puas. Sebelum berpisah, kami berjanji utk lebih sering berbagi kenikmatan, karena aku adalah orang yang baik hati, membantu menyirami kegersangan rumput tetangga.

Sunday, March 24, 2019

Love you yahhh buat Ayu terus seperti ini ya..


Gairahku

Ayu anak sulung dari dua bersaudara, ia lahir dari keluarga yang cukup sederhana pasangan Burhan (50) dan Safiyah (42). Ayu menikah diusianya yang masih sangat muda yakni 19 tahun, tamat SMA ia langsung dinikahkan Karna kepergok oleh ibunya saat bersetubuh dengan sang pacar dirumah mereka. 


Ketika itu ibunya sangat marah dan memanggil keluarga sang pacar untuk mempertanggung jawabkan perbuatan anak mereka. Dan akhirnya kedua belah pihak sepakat menikahi keduanya setelah mereka tamat SMA.

Meskipun masih labil, setelah menikah keduannya hidup bahagia, mertuanya memberikan mereka sebuah rumah yang cukup besar. Sehingga semakin lengkaplah kebahagiaan mereka. Tujuh bulan usia pernikahan Ayupun hamil. Orang tua mereka sangat senang dengan kehamilan Ayu. Tampaknya mereka sudah tidak sabaran ingin punya cucu.



Namun kebahagian itu sedikit terganggu ketika sang suami dipindah kerjakan kekota lain. Dengan berat hati Ayu terpaksa merelakan kepergian sang suami tercinta.
Aku tak bisa jauh darimu mas, aku tak berani disini sendirian ucapnya ketika itu.
Mas akan sering pulang menjengukmu sayang tak usah khawatir, jika kamu takut dirumah, kamu bisa kembali kerumah ibu untuk sementara menjalang mas pulang jawab suaminya ketika itu.

Akhirnya ia hanya bisa pasrah ketika itu, dan merelakan kepargian sang suami. Masih terasa belum hilang capek saat pelaksanaan pesta pernikahan mereka tujuh bulan lalu, sekarang ia sudah harus berpisah dengan sang suami terasa begitu berat baginya.
Dua bulan sudah semenjak suaminya di mutasi, selama itu pula Ayu menginap dirumah orang tuanya. Ia memang lebih memilih kembali kerumah orang tuanya. Sendirian dirumah kadang ia merasa takut terutama malam hari. Apalagi dalam kondisinya yang lagi hamil muda. Kedua orang tuanyapun juga senang dengan kehadirannya ditengah mereka.

Keberadaannya cukup menghibur mereka. Karna memang semenjak adiknya memutuskan untuk kuliah di Bandung, rumah besar itu hanya ditempati berdua oleh ayah dan ibunya. Namun ia kacewa dengan suaminya, semenjak pergi ia merasa pehatian sang suami begitu kurang kepadanya. Pada awalnya memang sering memberi kabar dan menanyakan kabarnya, namun makin hari semakin berkurang. Ditelpon jarang diangkat di smspun kadang tak dibalaz alasannya lagi kerja. Janjinya untuk selalu mengunjunginyapun hanya tinggal janji. Hingga tak jarang ia menangis dalam kesendiriannya.

Malam itu hujan turun rintik-rintik, sesekali terlihat kilat berpijar menerangi kegelapan malam. Burhan terjaga dari tidurnya. AC kamar yang mati membuatnya terasa gerah. Sementara disampingnya dilihatnya istrinya tertidur pulas. Ia menggapai remot AC yang tergeletak tak jauh darinya, lalu menghidupkannya. Ia berniat untuk meneruskan tidurnya, namun kantong kemihnya terasa penuh. Membuatnya memutuskan untuk kekamar mandi. Setelah buang air kecil Burhan memeriksa jendela rumahnya jika ada yang lupa dikunci.

Saat melewati kamar putrinya,* ia melihat pintu kamar sedikit terbuka. Dari celah pintu yang terbuka keluar cahaya terang pertanda lampu kamar masih hidup.
Penasaran Burhan lalu mendekati kamar putrinya tersebut dan mengintip nya. Ia kaget melihat sang putri terbaring dikasur. Kedua kakinya terbuka sementara dasternya tersingkap. Sehingga celana dalamnya yang berwarna putih terlihat dengan jelas. Payudaranya bergerak naik turun dengan teratur mengikuti alur napasnya. Tak jauh darinya tergeletak Anroid miliknya.

Burhan memperkirakan Ayu tertidur ketika sedang asik dengan anroidnya.
Pikiran kotor seketika muncul diotaknya. Matanya melotot mengerayangi tubuh Ayu. Selangkangan yang tersingkap tak lepas dari tatapannya. Gairahnya terpancing seketika. kontol menegang.

Sebenarnya Burhan adalah seorang ayah yang baik. Ia memiliki dua orang putri yang cantik seksi lagi, mereka begitu manja padanya. Namun selama ini tak pernah terbersit pikiran kotor dihatinya terhadap mereka. Entah mengapa malam itu ia bisa teransang melihat pakaian Ayu yang tersingkap.

Ia lalu masuk mendekati tubuh Ayu. Dari jarak yang begitu dekat ia bisa melihat keindahan tubuhnya dengan jelas. Kerongkongannya bergerak turun naik karna birahi. Matanya tak terbesit menatap selangkangan Ayu yang tersingkap.*memeknya yang tambem tercetak jelas dari balik CD nya membentuk garis lurus pada belahannya. Cukup lama ia menatapnya, lalu ia mendekatkan wajahnya keselangkangan Ayu dan menciuminya berulang kali. Menghirupnya dalam-dalam. emmmmhh wangi sekali  pikirnya.

Ia semakin nekat. Pelan-pelan disingkapnya celana dalam Ayu ke atas sehingga memeknya yang mungil terlihat dengan jelas. Penuh gairah diciuminya, lidahnya menyapu belahannya dan menghisap-hisapnya dengan penuh perasaan. Namun Ayu tiba-tiba terbagun ketika merasakan ada sentuhan di liang kewanitaannya, membuat burhan cepat-cepat merunduk dibalik ranjang agar tak terlihat olehnya. Tak melihat sesuatu yang mengganggunya Ayupun meneruskan tidurnya.

Khawatir sang putri keburu bagun, ia lalu mengocok kontolnya tepat diatas selangkangnya yang tersingkap. Begitu spermanya akan keluar ia lalu mengarahkan ke celah memeknya.
Ohhhh  ohhhh nakkkk erangnya lirih.

Spermanya menyemprot dibelahan memek Ayu. Lalu mengalir membasahi seprai. Ia tersenyum puas dan buru-buru kembali kekamarnya.
Semenjak kejadian itu Burhan selalu bernapsu melihat putri kandungnya tersebut. Diam-diam ia mengintip ketikanya lagi mandi dan tak jarang ia merabanya saat tidur.

Kisahku

Memasuki minggu kedua, Ayu mulai merasakan keganjilan dari sikap ayahnya. Sering ia dapati sang ayah menatap tubuhnya, terutama saat ia berpakaian seksi. Matanya seperti ingin menelanjangi tubuhnya membuatnya risih. Ketika mandipun ia merasa ada yang mengawasi. Namun yang paling tak ia mengerti beberapa kali saat bangun tidur ia menemukan seperti bercak sperma di celana dalamnya. Sperma siapa?, Apakah ia bermimpi, tapi bercak itu begitu banyak tak mungkin itu cairan kewanitaannya.

Sejujurnya semenjak ditinggal suaminya, Ia memang merasa sangat kesepian. Ia merindukan sentuhan seorang lelaki sebagai tempat pelampiasan birahinya. Tak diperhatikan suaminya membuatnya kadang berpikir untuk selingkuh. Namun meskipun begitu ia tak pernah mimpi basah apalagi masturbasi.

Pagi itu saat tinggal berdua bersama ayahnya dirumah, ia berniat untuk mandi. Dikamar mandi ia melepaskan pakaiannya. Lalu menyirami tubuhnya dan menyabuninya. Saat itulah ia melihat sepasang mata mengawasinya dari celah pintu. Ia kaget dan cepat-cepat menyudahi mandinya lalu kembali kekamarnya. Dikamar ia termenung memikirkan peristiwa yang baru dialaminya tersebut.

Pasti orang itu sudah melihat sekujur tubuhku, siapa bangsat itu? Pikirnya.
Namun begitu mengingat hanya berdua bersama ayahnya dirumah dadanya terasa berdebar-debar. Apakah ayah yang mengintipku?, tak mungkin ayah sebejat itu pikirnya.
Ia merasa jengah bila mengingat sang ayah melihatnya dalam keadaan bugil.



Suatu malam ia terbagun ketika mendengar suara berisik dari kamar kedua orang tuanya. Penasaran iapun mencoba mengintipnya. Ia kaget begitu melihat pergumulan orang tuanya. sang ayah menindih tubuh ibunya. Kontolnya bergerak keluar masuk diliang memek ibunya.
Sebagai wanita yang telah bersuami hal itu sebenarnya sudah tak asing baginnya. Namun ukuran kontol ayahnya yang begitu besar dan pajang membuatnya benar-benar terpukau.

Kontol Burhan memang besar dan panjang, dua kali lipat bila dibandingkan milik suaminya. Memek ibunya terlihat termonyong-monyong menerima tusukan kontol ayahnya.
Pinggulnya terus bergerak naik turun secara teratur, sementara sang ibu mengimbangi dengan memutar-mutar pinggulnya kekiri dan kekanan. Sehingga menumbukan bunyi-bunyi menggairahkan. Sementara dari mulut keduanya terdengar desahan seperti kepedasan.

Lama tak disentuh lelaki membuat Ayu teransang melihat persetubuhan kedua orang tuanya tersebut. Dadanya terasa sesak, puting susunya berkedut-kedut dan memeknya terasa gatal. Tanpa disadarinya ia mengelus-elus klitorisnya sendiri. Terbayang olehnya kontol sang ayah yang besar dan panjang keluar masuk dimemeknya. Tengguknya terasa merinding.
Oww yaaahhh kontol ayahhh enak banget, kocok yang kuat yahhhh racau ibunya.
Ayahnya semakin mempercepat goyangannya, kontolnya mengobrak-abrik liang memek ibunya yang becek.

Lalu keduanya bertukar posisi, ibunya menaiki sang ayah dan mengoyang pinggulnya naik turun, kadang berputar kekiri dan kanan. Sementara ayahnya berbaring dikasur meremas-remas payudara ibunya.
Cukup lama keduanya bersetubuh.* Tubuh keduanya terlihat mengkilap berkeringat. Hingga akhirnya ibu mengerang keras, tubuhnya menengang dan akhirnya terkapar mendapati orgaismenya.

Ayu benar-benar teransang, kontol sang ayah benar-benar memukaunya. tenggorokannya bergerak turun naik karna birahi. Ia mulai berhayal untuk bersetubuh dengannya.
Sementara dikamar Burhan kembali menaiki tubuh sang istri dan memompa kontolnya dengan cepat. Lima belas menit berserang ia melepaskan spermanya dirahim istrinya. Lalu ia terkulai disampingnya.

Ayu bergegas kembali kekamarnya. Lalu mengambil air putih dan meneguknya. Ia menghempaskan tubuhnya dikasur dadanya bergerak turun naik. Tangannya menyelinap ke balik celana dalamnya dan mengelus-elus memeknya yang telah basah.

Semenjak tak sengaja menyaksikan persetubuhan kedua orang tuanya beberapa waktu lalu. Ayu merasa ada sedikit kelainan pada dirinya, Ia merasa birahi pada ayahnya. Kontolnya yang besar dan panjang membuatnya susah tidur. Sering ia berhayal bersetubuh dengan ayahnya kandungnya tersebut.

Jika sebelumnya ia risih dengan tatapan nakal ayahnya. Namun kini ia malah sengaja mencari perhatiannya. Ia sengaja berpakaian seksi didepannya. Tak jarang ia duduk seenaknya sehingga celana dalamnya terlihat oleh ayahnya. Ada kepuasan tersendiri baginya mempertontonkan keindahan tubuhnya pada sang ayah. Memeknya selalu basah setiap kali menggodanya.

Pagi itu ketika sedang mandi Ayu kembali melihat sepasang mata mengawasinya. Tahu kalau ayahnya kembali mengintip iapun berniat menggodanya. Dadanya berdebar-debar, Entah kenapa ia merasa begitu birahi mengingat sang ayah menatap tubuh bugilnya.
Setelah melumuri tubuhnya dengan busa, ia lalu meremas-remas buah dadanya yang sekal. Sementara tangan yang satunya mengusap-usap kolistorisnya.

Ayo yah nikmati tubuh anak kandung ayah ini nikmati sepuasnya bisiknya dalam hati. Membuatnya semakin birahi meremas payudaranya dan memainkan klitorisnya.
Sementara itu dari celah pintu Burhan melihatnya tak berkesip. Bola matanya seperti mau melompat keluar menyaksikan tubuh mulus Ayu. Tak seincipun tubuh Ayu luput dari tatapannya. Tak kuat menahan napsu iapun mengocok kontolnya dan melepaskan spermanya dilantai.

Ketika keluar dari kamar mandi Ayu melihat sperma Burhan berceceran dilantai. Ia tersenyum puas. Dengan ujung jari disekanya, lalu didekatinya kehidung dan dijilatinya dengan birahi. Semua itu ternyata tak luput dari penghatian Burhan. ia menyeringai penuh arti.

Malam harinya, sekitar pukul 01.30 dini hari Burhan terlihat gelisah dipembaringannya. Tubuhnya terasa panas dingin. Dada berdebar-debar sebentar-sebentar ia merubah posisinya. Matanya tak bisa dipejamkan. Sementara itu sang istri terlihat telah tertidur lelap.
Malam itu ia telah bertekat untuk menyetubuhi Ayu. Namun ada rasa khawatir dihatinya. Bagaimana jika anaknya tersebut berontak dan berteriak maka tamatlah riwayatnya.

Tapi jika diingatnya bagaimana Ayu yang begitu bernapsu menjilati spermanya, jelas Ayu sangat kesepian. Perang batinpun terjadi dalam dirinya. Akhirnya ia mengendap-endap kekamar sang putri.

Malam Jumatku

Sementara dikamarnya, ayupun merasakan hal yang sama. Ia gelisah tak bisa tidur. Entah kenapa malam itu napsu ingin bersetubuh begitu besar. Puting susunya terasa berdenyut-denyut sedangkan memeknya terasa gatal. Ia mengeluh mengingat perpisahan dengan sang suami. Disaat seperti itu ia kembali terbayang tingkah ayahnya yang aneh. Mulai dari tatapannya yang tajam seperti ingin menelanjanginya hingga mengintipnya mandi.

Memeknya terasa basah, kebali ia berhayal bersetubuh dengan ayah kandungnya tersebut.
Ketika ia sedang larut dalam pikirannya, tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dari luar dan sesosok tubuh berjingrak masuk. Dadanya berdebar kencang ketika mengenali sosok yang masuk kekamarnya tersebut yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri. Ia menahan napas ketika sang ayah mendekat tubuhnya. Ia memutuskan untuk berpura-pura tidur menunggu apa yang akan dilakukan sang ayah.

Beberapa saat menunggu, ia merasakan rabaan menyusuri pahanya hingga kepangkal pahanya dan perlahan masuk kebalik celana dalamnya. Ia menahan napas ketika jemari sang ayah menyentuh belahan memeknya yang basah dan bergerak liar disana. Sekian lama tak disentuh lelaki membuatnya begitu mudah terangsang. Selagi ia terbuai dengan sentuhan-sentuhan itu, tiba-tiba ia merasakan celana dalamnya diloloskan. Hingga tubuhnya bagian bawah polos tak tertutup sehelai benangpun. Beberapa saat kemudian ciuman sang ayah mendarat diperutnya terus pusar lalu turun kememeknya yang basah.

Ia menggigit bibirnya kuat-kuat ketika merasakan lidah sang ayah menyapu belahan memeknya dan menjilatinya dari atas kebawah secara teratur.* Lalu bergerak liar diklitorisnya. Liang memeknya dihisap sang ayah, Cairannya diserubutnya bak kopi panas hingga bersih tak bersisa. Ayu mengelepar seperti cacing kepanasan. Pinggulnya bergerak liar menyambut jilatan lidah sang ayah di klitorisnya.

Sekian lama tak disentuh lelaki membuatnya tak mampu membendung birahinya. Emutan sang ayah terasa begitu nikmat. Dari mulutnya terdengar erangan lirih membuat Burhan semakin bergairah mengoral kewanitaannya.
Ow  yahhhh  geliiii yahhhhh rintihnya. Tangannya menyelinap kedalam bokser sang ayah lalu mengocok kontolnya.

Puas menjilati memek Ayu Burhan lalu menindihnya. Ia melumat bibirnya dengan panas. Lalu ciumannya beralih keleher terus turun kepayudaranya yang sekal.
yaaaahhhh Masuin yaaahhh pinta Ayu serak. Tangannya membimbing kontol sang ayah keliang memeknya.



Masukin apa nak ?Goda Burhan.
Masuin ini yahhh  jawab Ayu tak sabar sembari meremas-remas kontol Burhan.
Ini apa sayang? Bicara yang benar tanya Burhan menggodanya.
Masuin kontol ayah kememek Ayu cepatannn  jawabnya gemas. Ia benar-benar sudah tak tahan. Tanpa malu-malu lagi ia meminta kepada ayahnya tersebut.
Setelah melebarkan kedua paha Ayu Buhan langsung menuntun kontolnya keliang memek sang putri. Kontolnya digesek-gesekkannya dibelahan memek Ayu. Selanjutnya di masukinya perlahan-lahan.

Ayu menahan napas ketika sedikit-demi sedikit kontol ayahnya memasuki liang memeknya. Ohhh yaaahhgede banget rintihnya. Kontol ayahnya terasa begitu ketat menganjal didalam memeknya. Membuatnya seperti ingin kencing.
Sempit banget memekmu nak ohhh nikmat baget sayang racau Burhan. Ia memejamkan matanya menikmati cengkraman rahim sang putri dibatangnya. Lalu dengan penuh napsu dilumatnya kembali bibir Ayu yang mungil.

Ayah sayang kamu nak, kamu cantik sekali bisiknya mesra.
Ayu juga sayang ayah jawab Ayu.
Sudah lama ayah menginginkan saat seperti ini bisik Burhan.
Ayu bahagia sekali bisa* bersama ayah seperti ini balas Ayu matanya tampak berkaca-kaca.
Kenapa menangis tanya ayahnya.
Ayu bahagia yahh, Ayu ingin selalu bersama ayah seperti ini Ayu suka incest ini yahh bisiknya. Kita akan terus bersama sayang  jawab Burhan sembari mencium kening sang anak dengan penuh perasaan.

Mimpi Indahku

Memek Ayu nikmat banget godanya.
Kontol ayah juga nikmat balas Ayu.
Lalu bibir keduanya menyatu,* berciuman dengan panas saling hisap. Kontol Burhan mulai bergerak keluar masuk didalam liang memek sang putri yang basah. Tangannya meremas-remas buah dada putrinya yang ranum.
Ohh yaaahhh ini indah baget  oww masuin dalam-dalam yaahhhh racau Ayu.

Kocokan kontol sang ayah dimemeknya terasa nikmat tiada tara. Kontol ayahnya yang besar dan panjang begitu mantap mengisi setiap relung dirahimnya. Mulutnya meracau tak karuan sementara pinggulnya bergerak liar menyambut sodokan kontol sang ayah. Kurang lebih sepuluh menit kemudian ia merasakan suatu yang nikmat menyesak keluar dari rahimnya.
Ohhh yahhh Ayuu tak tahan. yaaaaahhh  ia mengerang keras mendekap sang ayah, tubuhnya mengejang dengan napasnya memburu. Beberapa saat kemudian ia terkulai lemas mendapati orgaisme pertamanya.

Burhan mendekap sang putri dengan erat penuh kasih sayang. Kontolnya ditekannya lebih dalam dan membiarkan sang putri menikmati orgaismenya.
nikmat sayang tanyanya.
nikmat banget yahhhh jawab Ayu lirih.
Ia memeluk erat sang ayah menikmati sisa orgaismenya. Ia merasa begitu damai. Menyatu dengan tubuh sang ayah memberikan kepuasan tersendiri baginya. Kepuasan yang tak didapatinya dari orang lain termasuk suaminya.

Beberapa menit kemudian Ayu kembali mendesah lirih ketika sang ayah kembali mengenjotnya. Kontol ayahnya bergerak keluar masuk dimemeknya. Birahinya kembali terpancing. Keduanya kembali bergumul dengan panas.
Cukup lama pada posisi ini, lalu ia menaiki tubuh sang ayah dan memompa kontol Burhan dari atas. Pinggulnya bergerak turun naik, kadang berputar dengan liar.
ohhh nakkk nikmat banget sayang kamu pintar  desah Burhan. Matanya meram melek menikmati gesekan rahim Ayu dikontolnya.

Cukup lama bersetubuh, keringat bercucuran dari tubuh mereka. Hingga akhirnya Ayu mengerang keras mendapati orgaisme keduanya. Ia kembali terkulai lemas. Lama tak bersetubuh ternyata membuatnya cepat orgaisme.
Burhan kembali menaiki tubuh Ayu dan mengenjotnya dengan cepat. Kontolnya bergerak keluar masuk. Ia memejamkan matanya menikmati tiap hujaman kontolnya dirahim anak kandungnya tersebut.



Gairahnya menggelora. Tak ingin rasanya ia mengakhiri kenikmatan itu. Persetubuhan sedarah itu memberikan sensasi yang luar biasa baginya.* Memberikan kepuasa tersendiri. Lima belas menit berselang ia merasakan sesuatu yang nikmat mendesak keluar dara kontolnya.
ohhhh sayang ayah mau sampai cium ayah nak desahnya.
Keduanya lalu berciuman dengan panas. Sementara kontol Burhan menghentak-hentak diliang memek Ayu. Beberapa saat kemudian ia mengerang keras dan melepaskan spermanya dalam rahim anak kandungnya tersebut.

Nikmat baget sayang ucapnya tanpa melepaskan pungutannya dibibir Ayu.
Ayu mendekap ayah kandungnya tersebut dengan erat. Sperma sang ayah terasa hangat dirahimnya. Ia benar-benar puas malam itu.
Love you yahhh Buat Ayu terus seperti ini bisiknya manja.

Semenjak malam itu Ayu tak lagi kesepian walaupun suaminya jauh darinya, ayahnya mengambil peran suaminya. Keduanya bersetubuh setiap kali ada kesempatan. Mereka lakukan ditempat tidur, kamar mandi, ruang tengah bahkan dapur dan tak jarang dihotel.
Ketika ibunya tak ada, keduanya bagaikan pasangan suami istri berbugil ria sepanjang hari. Bahkan ketika ibunya adapun keduanya masih melakukannya.

Burhan sudah tergila-gila dengan tubuh anak kandungnya tersebut. Ia selalu bernapsu melihat tubuh Ayu, begitupun Ayu tak pernah bosannya disodok ayah kandungnya tersebut. Tak jarang ketika ibunya ada, sang ayah menyelinap kekamarnya lalu keduanya bersetubuh kilat. Kadang hanya beberapa kali sodokan saja kontol sang ayah dimemeknya. Namun itu sudah cukup bagi keduanya untuk tetap melakukannya.